Wartacakrawala.com – Bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan mengguncang tanah air. Aksi yang menewaskan 2 orang pelaku bom bunuh diri dan melukai 20 orang warga tersebut menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat.
Kecaman juga datang dari kelompok mahasiswa Malang yang terdiri dari DPC GMNI Malang Raya, PC PMII Kota Malang, HMI Cabang Malang, dan PC Hikmahbudhi Malang. Keempat organisasi kemahasiswaan tersebut menyebut aksi teror yang terjadi di Makassar merupakan upaya memecah kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.
Ketua HMI Cabang Malang, Sutriyadi menegaskan aksi teror yang terjadi di Makassar tidak dapat dibenarkan atas rasionalisasi apapun.
Baca juga: Catat, FiISDIYE 2020 Bakal Segera Tayang
“Tidak ada satupun agama yang diakui di Indonesia yang memperbolehkan tindakan melukai maupun mencelakakan sesama manusia. Aksi teror dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan dan harus ditindak secara serius,” ujar Sutriyadi dalam keterangan tertulis, Senin (29/3/2021).
Senada dengan Sutriyadi, Ketua PC PMII Kota Malang, Sena Kogam mengutuk keras aksi teror dengan dalih apapun yang terjadi di Indonesia.
“Atas dasar rasa kemanusiaan, dan upaya untuk merawat spirit persatuan dan kesatuan berbangsa , kami mengutuk keras aksi teror yang ditujukan kepada saudara-saudara kita di Makassar. Karena tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan semua tindakan terorisme di Indonesia,” kata Sena.
Ia juga mempertanyakan efektivitas program pencegahan tindak terorisme yang selama ini dilakukan pihak kepolisian. Menurutnya kepolisian seharusnya aktif dalam pencegahan tidak hanya penindakan.
Baca juga: Dengar dan Serap Aspirasi : Reses H. Abdurachman dibanjiri ucapan terimakasih dari para konstituen
“Jangan sampai ke depannya kita kecolongan lagi seperti yang terjadi saat ini di Makassar ini jelas perlu di lakukan pihak kepolisian agar menciptakan situasi dan kondisi yang aman dalam semua kegiatan masyarakat khususnya kegiatan peribadatan,” tegasnya.
Ketua PC Hikmahbudhi Malang, Melly Indrawati menambahkan dalam kondisi saat ini pemerintah harus benar-benar memperhatikan keamanan dan pemulihan korban aksi bom bunuh diri. Tidak lupa ia juga meminta kepada pemerintah memberikan jaminan keamanan agar seluruh umat beragama di Indonesia dapat beribadah dengan tenang.
“Kami meminta pemerintah terkait untuk melakukan pengamanan dan pemulihan korban pasca peristiwa bom bunuh diri, serta memberikan jaminan keamanan untuk dapat beribadah dengan tenang,” tutur Melly.
Baca juga: Harapan di Harlah IMAN Malang Raya Ke-24, Tali Silaturahmi Makin Terikat
Sementara, Ketua DPC GMNI Malang Raya, Azis Sudrajat mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu. Kejadian ini merupakan tantangan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak terprovokasi. Aksi teror itu merupakan upaya dari oknum yang ingin memecah kita sebagai satu kesatuan Bangsa Indonesia. Mari kita bersatu dalam bingkai kebhinekaan bersama kita jaga dan mempertahankan NKRI dari kelompok yang ingin mengganti ideologi negara,” ujar Azis.
Selain mengecam aksi bom bunuh diri di Makassar, gabungan organisasi mahasiswa di Malang Raya tersebut hendak memberikan sebuah pesan persatuan. Aksi bom bunuh diri tersebut menjadi peringatan bagi Bangsa Indonesia untuk merekatkan kembali solidaritas antar masyarakat dalam bingkai kebhinekaan sesuai dengan apa yang dicita-citakan the founding fathers. (*)