Dampak Covid-19 terhadap Usaha Kaligrafi Kayu di Desa Tahunan Jepara

Shofy Maulidya Fatihah
Usaha kaligrafi kayu
Usaha kaligrafi kayu

Wartacakrawala.com – Saat ini dunia sedang mengalami sebuah masalah yang sangat serius yaitu munculnya Virus Corona atau Covid-19. Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak terhadap perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pandemi yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini, menyebabkan turunnya pendapatan para pengusaha. Salah satu usaha yang terdampak yaitu usaha kaligrafi kayu.

Kaligrafi kayu merupakan sebuah seni menulis dengan unsur keindahan yang diukir diatas kayu. Tulisan kaligrafi dapat berupa ayat-ayat Al-Qur’an, kutipan hadis, asma’ul husna, doa, tulisan-tulisan arab, ukiran bunga, dan ukiran lainnya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Lakukan Sosialisasi Protokol Kesehatan

Kaligrafi kayu sendiri memiliki fungsi sebagai hiasan di rumah, di tempat peribadatan umat Islam, dan juga di sekolah. Tak jarang kita menjumpai kaligrafi kayu di setiap sisi sebuah masjid, bahkan di bagian langit-langit dan mimbarnya.

Usaha kaligrafi kayu dapat ditemukan di Desa Tahunan, salah satu desa yang berada di Kota Jepara.

Kota Jepara merupakan kota kecil yang berada di Jawa Tengah. Kota dengan  kearifan lokal berupa ukiran menjadikan Jepara memiliki julukan sebagai kota ukir. Dimana terdapat ukiran-ukiran khas kota ini yang terbuat dari kayu. Bahkan ada juga relief dan patung yang berasal dari kayu.

Di Desa Tahunan kita akan menjumpai berbagai macam dan bentuk kaligrafi kayu. Kaligrafi kayu merupakan bentuk pengembangan dari seni ukir yang ada di Jepara.

Baca juga: Gigi Kuning dan Cara Mengatasinya, Kamu Harus Memahami

Kualitas kaligrafi kayu di Jepara terkenal sangat baik. Kaligrafi kayu dibuat dari bahan dasar kayu jati ataupun kayu mahoni. Proses pembuatan kaligrafi sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses dimulai dari pemilihan bahan, penulisan, desain, pelubangan, pemahatan, penghalusan, sampai proses finishing.

Proses tersebut membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu. Pengrajin harus melakukan pekerjaannya dengan teliti dan hati-hati agar produk yang dihasilkan dapat memuaskan pembeli.

Keunggulan kaligrafi kayu dan proses pembuatan yang tidak mudah menjadikan harga jual kaligrafi kayu cukup tinggi. Kualitasnya yang terkenal sangat baik dan harganya yang cukup mahal, maka tidak khayal jika yang memiliki adalah seorang pejabat ataupun seorang yang kaya.

Baca juga: Dampak dan Cara Mencegah FOMO, Siswa Harus Memahami Cara Bersosmed

Kaligrafi kayu banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun non lokal. Penjualan kaligrafi kayu mampu menembus pasar internasional, tidak sedikit para pengrajin kaligrafi kayu di Jepara mendapatkan pesanan dari luar negeri.

Berbeda dengan keadaan saat ini, para usahawan kaligrafi kayu mengalami dampak dari adanya virus Covid-19. Dampak yang menonjol terjadi pada sektor perekonomian.

Tidak hanya pengusaha, bahkan pengrajin dan para masyarakat lain juga mengalami dampak yang sama. Hal ini menyebabkan pendapatan semua kalangan mengalami penurunan.

Minat masyarakat untuk membeli kaligrafi kayu tidak lagi tinggi seperti sebelumnya. Masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pangan dibandingkan kebutuhan lainnya. Penurunan minat masyarakat menjadikan pengusaha kaligrafi mengalami sepi pesanan.

Baca juga: Usung Konsep Go Green, Mahasiswa UIN Walisongo Bagikan Bibit Buah

Hal tersebut menjadikan para pengrajin tidak lagi memiliki pekerjaan. Padahal di situasi seperti ini, semua kalangan harus memenuhi kebutuhannya yang tidak sedikit.

Para pengusaha kaligrafi kayu harus bisa mempertahankan usahanya. Tidak hanya karena kebutuhan, kaligrafi harus tetap dilestarikan untuk membuktikan bahwa Jepara memang kota ukir.

Jangan sampai julukan ini luntur hanya karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita melestarikan apa yang menjadi ciri khas kota kita. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Mahasiswa KKN UIN Walisongo saat membagikan masker

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Lakukan Sosialisasi Protokol Kesehatan

Next Post
Pelaksanaan festival lomba hari santri nasional oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo

Menyambut Hari Santri Nasional, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kelompok 140 Adakan Festival Lomba

Related Posts