Wartacakrawala.com – Insiden memilukan pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang dituding akibat penggunaan gas air mata oleh aparat.
Namun, Polri menampik jika gas air mata menyebabkan kematian. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, berdasarkan keterangan dari ahli kedokteran, gas air mata tidak menyebabkan kematian, Senin (10/10/2022).
Dedi mengatakan, di stadion saat itu banyak orang berdesak-desakan. Hal ini lah yang membuat banyak orang kekurangan oksigen hingga tewas.
Belakangan, polri mengakuai bahwa beberapa gas air mata yang digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 telah kedaluwarsa.
Baca juga: Ketua Badan Pekerja Konfercab ( BPK) PMII KOTA MALANG Menegaskan Bahwa BPK Sudah Sesuai Aturan
Namun, Polri mengklaim bahwa gas air mata yang telah kadaluwarsa itu tidak berbahaya. Hal tersebut disampaikan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
Ia menegaskan senyawa dalam gas air mata berbeda dengan makanan. Ia menjelaskan bahwa jika gas air mata memasuki masa kedaluwarsa, maka kadar zat kimianya justru semakin menurun.
Apakah betul gas air mata Kedaluwarsa tidak berbahaya?
Mengutip National Geographic Indonesia, penggunaan gas air mata Kedaluwarsa justru sangat berbahaya.
Baca juga: Kapolda Jawa Timur Nico Afinta Dicopot, Teddy Minahasa Jadi Kapolda Baru
Setelah melewati masa kedaluwarsanya, berbagai komponen dalam gas air mata akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Awalnya, hal ini diduga akan menurunkan efektivitas gas air mata apabila digunakan.
Mónica Kräuter, seorang dosen kimia dari Simón Bolívar University, Venezuela, melakukan penelitian mengenai hal ini.
Ia juga menemukan bahwa komponen gas air mata yang telah kedaluwarsa dapat terurai menjadi gas sianida, fosgen, dan nitrogen. Alih-alih mengurangi efektivitasnya, senyawa-senyawa ini justru membuat gas air mata menjadi lebih berbahaya.
Senyawa hasil penguraian gas air mata bersifat racun bagi manusia. Jika jumlahnya kecil, gas sianida dapat larut dengan mudah oleh selaput lendir.