Wartacakrawala.com – Gegara sektor ekonomi masyarakat sekitar kampus merosot terus, Wali Kota Malang Sutiaji akhirnya berencana merestui digelarnya kuliah tatap muka. Namun, untuk kepastian pelaksanaannya, dia menunggu instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Tekonologi (Kemendikbud-Ristek).
”Insya Allah kami izinkan (kuliah tatap muka). Satgas Covid-19 RI juga telah menyetujui asalkan ada pembatasan,” ujar Wali Kota Malang Sutiaji kemarin (28/5).
Sebelumnya, beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Malang sudah mengumumkan kesiapannya menggelar perkuliahan luring. Termasuk menyediakan fasilitas agar perkuliahan sesuai protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: Abdee Slank Duduki Posisi Komisaris Independen Telkom
Misalnya menyiapkan tempat cuci tangan menggunakan sabun, thermo gun, dan pengaturan kursi berjarak minimal 1 meter agar ada physical distancing.
Penggunaan ruang kelas juga dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas. Meski begitu, hingga kini tidak ada kampus yang memulai perkuliahan tatap muka. Mereka masih menunggu surat edaran (SE) dari wali kota untuk dijadikan dasar pelaksanaan kuliah tatap muka.
Sutiaji mengaku, pihaknya pernah menerima keluhan dari warga di sekitar kampus, terutama para pemilik kos. Menurut Sutiaji, mereka mengeluhkan merosotnya omzet dari sektor kos-kosan lantaran banyak mahasiswa yang pulang ke daerah masing-masing. Itu karena selama pandemi Covid-19 ini, semua PT menggelar perkuliahan secara online atau daring.
Baca juga: Gol Tunggal Kai Havertz Antar Chelsea Juara Liga Champions
Sutiaji mengatakan, pihaknya sudah memantau fasilitas di kampus. Berdasarkan pengamatannya, semua kampus sudah siap menerapkan prokes. Karena itu, orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang itu akan menginstruksikan kuliah tatap muka dengan sistem pembatasan.
Sebelum memberi lampu hijau perkuliahan tatap muka, Sutiaji juga sudah merestui digelarnya wisuda luring atau tatap muka. ”Pembukaan kuliah tatap muka ini akan mendorong perekonomian Kota Malang,” kata wali kota yang konsen pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu.
Lantas, bagaimana dengan risiko meningkatnya sebaran virus korona (Covid-19) pasca kuliah tatap muka? Sutiaji mengakui bahwa ancaman klaster baru itu membuatnya waswas. Apalagi di beberapa daerah lain juga terjadi peningkatan kasus pasca libur panjang.
Baca juga: Ini Dia Ponsel yang Bisa Pakai 5G Telkomsel
Untuk mengantisipasi munculnya klaster dari perkuliahan, Sutiaji mewacanakan syarat khusus bagi mahasiswa luar Malang Raya. Misalnya, wajib menyertakan surat bebas Covid-19 saat masuk Kota Malang.
”Beberapa waktu lalu, positive rate kita (Kota Malang) sempat 4 persen. Makanya perlu kami data lagi (mahasiswa) agar semua aman ketika kuliah ataupun sekolah,” kata politikus Partai Demokrat itu.