Wartacakrawala.com – Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki anekaragam suku, bangsa, budaya dan agamanya. Satu sisi ini merupakan sebuah anugrah dari Tuhan yang Maha Esa pada bangsa indonesia, namun sisi lain juga akan menimbulkan perselisihan pendapat dan konflik ditengah masyarakat bukan hanya pada suku atau agama yang berbeda saja, tetapi juga sering kita jumpai perselisihan pendapat dan konflik yang timbul didalam suku dan agama yang sama sehingga menimbulkan kesenjangan sosial didalam ruang lingkup masyarakat. Karenanya dalam kehidupan masyarakat haruslah kita mengambil sikap yang moderat terutama didalam beragama.
Moderasi Beragama menurut KBBI merupakan pengambilan sikap dengan cara pengurangan kekerasan dan penghindaran ekstrimisme. Dimana moderasi beragama juga merupakan sikap dalam mengamalkan ajaran agama secara adil, menciptakan kedamaian, toleransi, serta kepedulian antar umat beragama terutama dalam keadaan seperti pandemi Covid-19 sekarang ini. Guna mewujudkan Moderasi Beragama ditengah masyarakat, mahasiswa KKN kelompok 140 UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Webinar bersama Forum Persaudaraan Lintas Agama dengan mengusung tema “Saling Jaga Sebagai Wujud Moderasi Beragama”, Senin (02/11).
Acara yang berlangsung selama 1 jam yakni dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB tersebut mengundang langsung salah satu tokoh Persaudaraan Lintas Agama, yaitu Bapak Setyawan Budi S.H selaku Koordinator Forum Persaudaraan Lintas Agama. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring melalui akun aplikasi video konferensi ZOOM yang dihadiri oleh Ibu Siti Rofiah, M.H.M.SI, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kelompok 140 serta dihadiri oleh 37 orang peserta dari berbagai macam daerah.
“Terimakasih pada panitia kelompok 140 yang menyelenggarakan acara ini, dan terimakasih pada bapak setyawan budi yang berkenan menjadi narasumber kami. Webinar ini sebagai usaha untuk meningkatkan toleransi beragama dan menyebarluaskan gerakan moderasi beragama di tengah pandemi seperti saat ini,” Ujar Siti Rofiah dalam sambutannya sebagai DPL Kelompok 140 KKN DR 75 tersebut.
Dalam penyampaiannya bapak Setyawan Budi selaku narasumber dari Persaudaran Lintas Agama, beliau menjelaskan bahwa Moderasi Beragama adalah upaya bagaimana agama bisa ditampilakan dengan wajah yang ramah, penuh toleransi dan tanpa kekerasan. Seperti yang ditanyakan oleh salah satu penanya tentang bagaimana cara toleransi sesama pemeluk agama yang baik dan benar.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Ngobrol Pintar Kesehatan Reproduksi
Beliau menjawab “Ya pada intinya ajaran semua agama itukan baik termasuk pemeluk kepercayaan, bahkan didalam Pancasila sebenarnya sudah diajarkan dimana kita bisa mengamalkan sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Jika kita bisa menerima itu semua sebagai indahnya keberagaman yang diberikan Tuhan pada kita maka akan terciptanya nuansa yang damai, aman, tentram dan rukun karena pada dasarnya kita tidak bisa memilih untuk lahir di suku apa maupun lahir sebagai pemeluk agama apa,” jawabnya.
Hal tersebut juga bisa direalisasikan di masa pandemi seperti ini dengan aktif menolong sesama dan saling jaga tanpa memandang latar belakang agama, suku dan sebagainya. Bentuk saling jaga bisa diberikan melalui pemberian masker maupun handsanitizer ataupun sembako yang diberikan pada mereka yang membutuhkan seperti yang dilakukan oleh komunitas Persaudaran Lintas Agama.
“Kalo katanya gusdur tidak penting apa suku dan agamamu, selagi kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang maka orang tidak akan tanya apa agamamu. Prinsipnya adalah saling berbagi dan menjaga tanpa memandang latar belakang agama, suku, dan sebagainya terutama saat pandemi Covid-19 sekarang ini,” jar Setyawan Budi
Koordinator Pelita itu juga menjelaskan bahwasanya tingkat kesadaran masyarakat untuk saling jaga dimasa pandemi ini masih kurang meskipun dengan beberapa penerapan sanksi oleh pemerintah. Sehingga hal ini sangat perlu untuk disikapi dengan lebih baik lagi.
“Memang sampai saat ini pemerintah dalam mengedukasi masyarakat untuk menggunakan masker masih sulitnya bukan main sampai adanya penerapan sanksi, seperti di Semarang sendiri para aparat kepolisian dan Satpol PP berkeliling yang biasanya pada malam hari tempat-tempat keramaian. Apabila ketahuan ada warga yang tidak menggunakan masker maka diterapkan sanksi denda ataupun menyapu jalan dan sebagainya. Nah sampai segitunya. Jadi kesadaran masyarakat kita untuk menjaga dirinya dan orang lain itu masih belum terlalu tinggi,” tutur Setyawan Budi membenarkan penyataan dari salah seorang penanya.
Setelah penyampaian materi panitia membuka sesi tanya jawab dan secara langsung dijawab oleh narasumber secara singkat padat dan jelas. Pada akhir acara, Webinar tersebut ditutup dengan acara foto bersama. Seluruh panitia penyelenggara berharap bahwa Webinar yang diadakan bisa meningkatkan kepedulian antar umat beragama di masa pandemi Covid- 19. (*)
Related Posts
Baca Tantangan Pembelajaran Daring di Sekolah, Mahasiswa UPI Purwakarta Lakukan Kajian
Wartacakrawala.com – Penyebaran virus covid 19 telah terjadi sejak awal bulan Maret tahun 2020. Dalam waktu singkat sudah…
Potret Giat Mahasiswa UIN Walisongo di Bank Sampah Melati
Wartacakrawala.com – Milla syarifah (21) Peserta KKN RDR 77 Kelompok 45 UIN Walisongo semarang ikut serta dalam melakukan…
Menilik Keberhasilan Kelompok Lele Mutiara
Wartacakrawala.com – Di Desa Kaligelang Kecamatan Taman Kab Pemalang terdapat sebuah pembudidayaan ikan lele yang cukup besar milik…