Wartacakrawala.com – Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang kelompok 105 mengadakan ngobrol pintar kesehatan reproduksi dengan tema “Remaja harus tahu, biar nggak tabu, karena perlu”.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Aga Fitra Safawi (Duta Genre Indonesia Jalur Pendidikan Juara II Tahun 2018), dimoderatori oleh Ratih Hanifah mahasiswi jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Walisongo Semarang yang dilakukan secara online melalui aplikasi Google Meet, Senin (2/11).
Kesehatan reproduksi tidak hanya terpaku pada alat kelamin saja tetapi semuanya seperti sistem, kesehatan pada diri remaja, kesehatan reproduksi, lingkungan, kultural, semua terkait dalam kesehatan reproduksi.
Ratih mengatakan, kesehatan reproduksi perlu untuk diketahui dan dipahami oleh remaja, di era serba online ini kebanyakan remaja mengakses mengenai kesehatan reproduksi melalui ponsel bukan dari ahlinya, hal ini bisa membuat mereka salah persepsi dan menjerumuskan ke dalam hal-hal negatif salah satunya kenakalan remaja.
Baca juga: Ciptakan Kampung Bersih, Mahasiswa KKN Walisongo Budayakan Gotong Royong
“Dengan ngobrol pintar kesehatan reproduksi ini remaja menjadi lebih paham dan tidak asing lagi dengan kesehatan reproduksi yang pada dasarnya dialami oleh remaja tersebut, itu perlu untuk kesehatan dirinya, untuk mempersiapkan masa depan ketika sudah menikah, menjaga agar menjadi remaja yang baik dan tidak terjerumus dalam kenakalan remaja. Diharapkan remaja menjadi lebih peka, lebih sayang pada dirinya sendiri, mengenai kesehatan reproduksi lebih peduli sehingga nantinya bisa sharing terkait kesehatan reproduksi kepada saudara atau teman sebaya,” kata Ratih saat memoderatori acara.
Remaja sekarang ini menganggap kesehatan reproduksi masih tabu untuk dibicarakan baik dengan teman sebaya atau orang tua, padahal sebenarnya penting untuk mengetahui dan menjaga kesehatan reproduksi. Penting juga untuk mengajarkan mengenai pendidikan seksual pada anak sejak dini.
Menurut Aga, pendidikan seksual penting diajarkan pada anak sejak dini, pengetahuan reproduksi bukan hanya sebatas untuk menjaga kesehatan fungsi organ tersebut tetapi juga dengan informasi yang benar dari sumber yang tepat juga bisa menghindarkan anak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi tidaklah dimaksudkan agar anak melakukan hubungan seks pranikah, tetapi agar anak mulai belajar memiliki tanggungjawab dalam menjalani kehidupannya khususnya atas kesehatan reproduksi yang dimiliki. Apalagi, sebagai individu yang terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, masa kanak-kanak dan bahkan remaja merupakan waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik (seperti menjaga kesehatan) yang dapat menjadi aset dalam waktu yang panjang,” tutur Aga selaku pemateri.
Aga juga memberikan pesan kepada generasi muda agar memperbanyak pengetahuan akan kesehatan reproduksi dari sumber-sumber yang tepat.
“Meskipun saat ini kita tengah dimanjakan dengan internet yang apapun itu bisa kita akses seluas-luasnya, termasuk pengetahuan akan kesehatan reproduksi. Namun, tidak semua yang ditampilkan disana berasal dari sumber yang terpercaya, bahkan jika kita tidak bijak dalam memperoleh informasi, kita bisa terjerumus kepada hal yang tidak diinginkan. Lebih baik ikut kegiatan kelompok yang legal dan terpercaya seperti PIK Remaja maupun forum genre, selain disana disediakan sumber informasi yang jelas dan terpercaya, kita juga akan memiliki aktivitas positif dan produktif untuk mengalihkan kita dari kegiatan-kegiatan negatif,” ujarnya. (*)