Manfaatkan Buah Nanas Lokal, Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Training Wirausaha Pisnascok

Avatar
Mahasiswa KKN UIN Walisongo usai training wirausaha

Wartacakrawala.com – Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang, Arifiana Maulidatul Hukma dan keempat teman KKN lainnya yaitu Anik Qatrunada, Dzul Haidar Ardi, Bayu Sempana telah mengadakan training wirausaha sebagai salah satu program kerja individu. Berlokasi di rumah salah satu mahasiswa Arifiana Maulidatul H., Rabu, (10/11).

Apa yang kalian fikirkan ketika mendengar kota pemalang?. Pastinya Pemalang merupakan daerah yang identik dengan daerah terbesar di Jawa Tengah yang sebagian besar penghasil buah lokal nanas khususnya nanas madu.

Ketika melintasi sepanjang jalan pemalang, kita diperlihatkan dengan banyaknya penjual nanas yang berjejeran di pinggir jalan Kota Pemalang.

Melihat potensi yang ada di Pemalang, sebagian tim KKN melakukan rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu membuat olahan nanas bersama para Remaja Masjid Sabilul Huda.

Olahan nanas yang dibuat adalah selai nanas sebagai modifikasi rasa Piscok. Olahan ini diminati dari berbagai kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa karena dengan rasa gurihnya yang disukai anak millenial sekarang.

Kegiatan training kewirausahaan yang diikuti oleh 6 remaja ini diisi dengan materi “Cara Pembuatan Pisnascok dengan bahan yang diperlukan sangat mudah didapat dan harganya terjangkau.

Training Kewirausahaan ini dibagi ke dalam tiga sesi yang pertama penjelasan mengenai bahan dan alat apa saja yang dibutuhkan saat pembuatan pisnascok dan pengalaman mahasiswa saat memproduksi dan memasarkan produk Pisnascok.

Lalu sesi pertama diisi dengan praktik pembuatan Pisnascok. Bahan yang digunakan sederhana dan  sangat mudah didapat disekitar yaitu nanas yang sudah diolah sendiri menjadi selai, pisang kapokan, kulit lumpia, adonan tepung terigu sebagai perekat, dan susu coklat.

Fia salah satu mahasiswa yang juga mengisi materi tentang praktik pembuatan PisNasCok  menyampaikan bahwa cara pembuatan Pisnascok ini tergolong mudah.

“Saya rasa teman-teman semua bisa mempraktikkan pembuatan pisnascok ini dirumah. Caranya mudah, pertama potong pisang menjadi empat bagian kemudian ambil satu untuk digulung dengan kulit lunpia dicampur bersamaan selai nanas dan coklat seperti ini”. Ujar Fia sambil mempraktikkan bagaimana proses pembuatan Pisnascok.

Anik juga menyatakan bahwa dirinya sudah sering melaksanakan kegiatan training  semacam ini.

“Saya sudah sering adakan kegiatan training guna membekali generasi millenial khususnya Remaja dengan memberikan ide cara pemberian materi media social akun bisnis dan Praktik secara langsung pembuatan Pisnascok. Setelah kegiatan ini selesai, Output yang kami harapkan dapat meningkatkan softskill dan bangkitnya semangat para generasi millenial khususnya Remaja Masjid untuk mengembangkan produk lokal nanas dengan mengolah nanas berdaya guna, yang tadinya nanas tidak laku terjual untuk bisa dikonsumsi nah sekarang bisa menjadi sesuatu berbeda yang mampu berdaya saing dengan dunia bisnis yang semakin ketat dan inovatif ini,” ujarnya.

Selanjutnya sesi kedua pelatihan, dalam sesi ini mahasiswa menjelaskan cara membuat akun bisnis menggunakan shopee dan pengelolaan instagram.

Selain itu mahasiswa juga mengajarkan cara membuat konten yang baik dan kreatif sebagai media ajang promosi di era serba online seperti sekarang ini. Apalagi masa pandemi yang belum selesai pengusaha dan pedagang harus melek teknologi agar tidak terjadi ketertinggalan dalam pemasaran usaha dengan pesaing lainnya.

Kemudian pada sesi ketiga tanya jawab yaitu Nita salah satu peserta training yang merupakan remaja masjid siswa kelas 8 SMP N 3 Petarukan terlihat tertarik pada materi dan praktik yang telah dilaksanakan.

“Saya mau bertanya kak, tadi kan dijelaskan pemasaran pisnascok bisa di media sosial. Yang saya tanyakan berapa ketahanan pisnascok ketika dijual dan dipatok berapa untuk perkemasannya apakah bisa memperoleh keuntungan ya kak?,” katanya.

“Saat saya dan teman-teman KKN Pemalang menjual Pisnascok dimedia sosial dengan keadaan mentah dan dimasukkan di freezer akan bertahan sekitar ½ bulan, sedangkan diluar freezer dengan keadaan matang bisa tahan selama dua hari saja. Nah untuk harga satu kemasan di hargai Rp. 12.000. alhamdulillah dari harga jual tersebut kami masih mendapatkan laba,” ujar Dzul

Nino dan Rafa yang merupakan peserta kegiatan training menyatakan bahwa mereka sangat antusias dalam praktik pembuatan Pisnascok ini.

“Kami sangat senang dapat mengikuti training wirausaha pembuatan Pisnascok ini. Karena dapat ilmu baru mengenai pemasaran akun bisnis wirausaha dan cara pembuatannya pun mudah, bahannya pun sangat sederhana dan terjangkau selain itu saat mencoba Pisnascok ini rasanya wenak, gurih dan lumer di lidah,” terangnya.

Diharapkan training wirausaha ini dengan modal yang sedikit dapat membuat snack ringan berkualitas dengan nilai jual tinggi, serta mampu membantu orang tua mereka guna meringankan perekonomian keluarga ditengah pandemi. Selain itu kedepannya dengan pelatihan ini remaja bisa bersaing dengan dunia bisnis melalui desain yang menarik di social media akun bisnis.

Mari remaja millenial Indonesia, teruslah bangkit dari keterpurukan ekonomi dimasa pandemi, tetap berkarya dan berinovasi meski zaman sudah berubah dan manfaatkan teknologi dalam update pemasaran.

Author : Arifiana Maulidatul Hukma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mahasiswa UIN Walisongo Kaji pendapat Santri dan Masyarakat terkait Kesetaraan Gender

Next Post

Memimpin TNI dalam Waktu Singkat: Tantangan dan Harapan bagi Jenderal Andika Perkasa

Related Posts