Wartacakrawala.com – Webinar dengan tema “Menumbuhkan Rasa Moderasi Beragama dalam Membentuk Milenial yang Moderat” yang diadakan oleh mahasiswa KKN DR Angkatan 75 posko 125 UIN Walisongo merupakan salah satu program kerja dari divisi Moderasi Beragama dalam kelompok KKN posko 125 yang dilaksanakan secara virtual melalui google meet, Sabtu (14/11).
Acara webinar tersebut diikuti oleh kurang lebih 66 peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa dari berbagai universitas. Narasumber pada kegiatan webinar merupakan instruktur Nasional Moderasi Agama Kementerian Agama sekaligus dosen UIN Walisongo Semarang, Elina Lestariyanti M.Pd.
Acara dimulai pukul 13.00 yang diawali dengan sambutan dari koordinator KKN posko 125, Riki Juana. Kemudian dilanjut dengan pmaparan materi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam, dengan sesi tanya jawab 15 menit.
Riki Juana, Koordinator Kelompok 125 dalam sambutannya menyebutkan bahwasanya acara webinar tersebut merupakan program kelompok online terakhir dari kelompoknya setelah sekian rangkaian program telah dilaksanakan dalam kurun waktu 40hari ini.
“Webinar ini adalah program kelompok terakhir dari kami, alhamdulillah kami telah menyelesaikan berbagai kegiatan sebelumnya,” terang Riki.
Poin utama dari webinar tersebut ialah pentingnya bersikap moderat dan toleran dalam menjalankan ajaran agama. Dari acara webinar tersebut diharapkan peserta mampu menerapkan sikap moderat dan tidak berlebih-lebihan dalam beragama, melihat banyaknya tantangan mengenai pemahaman keagamaan yang harus dihadapi seperti radikalisme, individualisme dan munculnya fanatisme dalam beragama.
“Moderasi berarti jalan tengah, dalam konteks keagamaan berarti tidak berlebihan dalam menjalankan ajaran agama yang kita pegang, bukan berarti tidak teguh dalam beragama, namun bagaimana sikap kita dalam menghargai ajaran agama lain,” jelas Elina Lestariyanti, pemateri webinar moderasi beragama.
Pemaparan materi ditutup dengan closing statement dari pemateri, Elina Lestariyanti yang mengutip perkataan Imam Syafi’i
“Pendapatku (bisa saja) benar (namun) berpotensi salah, sementara pendapat orang lain (bisa saja) salah (namun) berpotensi benar yang bisa digunakan sebagai pegangan dalam bersikap moderat beragama,” tutupnya. (*)