Wartacakrawala – Penyelarasan kurikulum pendidikan dasar dan menengah di tengah kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) yang pesat menjadi suatu keharusan untuk menghadapi tantangan masa depan. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Kurikulum yang ada perlu diperbarui untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan era digital, dan lebih jauh lagi, agar menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan untuk bersaing secara global.
Namun, penerapan teknologi di sektor pendidikan juga berpotensi menciptakan ketimpangan dalam kemampuan peserta didik, terutama antara yang memiliki akses terhadap teknologi dengan yang tidak.Tantangan dalam Penyelarasan Kurikulum Pendidikan, Kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini didasarkan pada prinsip memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan hidup yang relevan bagi siswa. Namun, dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, banyak keterampilan dan pengetahuan yang menjadi usang atau kurang relevan.
Baca Juga : Kritik Kurikulum Merdeka, Menanti Kebijakan Baru Pendidikan Dasar dan Menengah
Sebagai contoh, keterampilan literasi digital dan pemahaman dasar tentang AI dan pemrograman menjadi semakin penting. Namun, kurikulum yang terlalu padat atau rigid seringkali menyulitkan penambahan materi-materi baru ini tanpa mengorbankan pelajaran lain yang juga penting.Selain itu, perubahan kurikulum membutuhkan waktu, persiapan, dan sumber daya yang besar. Tenaga pendidik perlu mendapatkan pelatihan khusus agar mampu mengajar materi-materi baru dengan efektif.
Sayangnya, tidak semua sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil, memiliki infrastruktur yang memadai untuk penerapan teknologi dalam pembelajaran. Keterbatasan ini mengakibatkan ketimpangan antara sekolah-sekolah yang memiliki akses ke teknologi canggih dengan sekolah-sekolah yang belum tersentuh teknologi.
Peran Teknologi dan AI dalam Pendidikan, Teknologi dan AI memiliki potensi besar untuk mendukung proses belajar-mengajar. Teknologi memungkinkan akses terhadap sumber daya belajar yang lebih luas dan bervariasi, seperti video pembelajaran, simulasi interaktif, dan alat bantu belajar lainnya yang dapat diakses secara online. Di samping itu, AI juga dapat digunakan untuk mempersonalisasi pengalaman belajar siswa.
AI dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan individu siswa, memberikan umpan balik yang disesuaikan, dan bahkan menyusun materi pelajaran berdasarkan tingkat pemahaman siswa.Namun, kemajuan ini tidak selalu bisa dirasakan oleh semua siswa secara merata. Di daerah yang kurang terjangkau atau memiliki keterbatasan akses internet, siswa akan kesulitan memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Akibatnya, akan timbul kesenjangan kemampuan antara siswa yang mendapatkan manfaat teknologi secara penuh dengan siswa yang aksesnya terbatas.
Perbedaan ini dapat menghambat kesempatan siswa dari latar belakang berbeda untuk berkompetisi di dunia kerja yang semakin ter-digitalisasi.Dampak Ketimpangan Kemampuan Peserta Didik, Ketimpangan kemampuan yang disebabkan oleh perbedaan akses teknologi berdampak panjang terhadap kehidupan siswa, baik dalam pendidikan lanjutan maupun di dunia kerja.
Siswa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar keterampilan digital sejak dini berisiko tertinggal dalam hal literasi digital dan pemahaman teknologi dibandingkan dengan siswa yang lebih dahulu mengenal dan memanfaatkan teknologi. Hal ini tentu saja mengurangi daya saing mereka dalam pasar kerja yang semakin berbasis teknologi.
Jika tidak segera diatasi, ketimpangan ini akan memperlebar kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat.Strategi Penyelarasan Kurikulum untuk Mengurangi Ketimpangan, Mengatasi tantangan ini membutuhkan penyelarasan kurikulum yang tidak hanya berfokus pada pengenalan teknologi tetapi juga merancang metode pengajaran yang inklusif dan adaptif.
Pertama, kurikulum perlu memasukkan literasi digital, pemahaman dasar AI, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis serta kreatif. Keterampilan-keterampilan ini akan membantu siswa menghadapi tantangan di masa depan yang sangat bergantung pada inovasi teknologi. Kedua, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memperkuat infrastruktur teknologi di seluruh daerah. Program bantuan dan kerja sama dengan sektor swasta untuk penyediaan perangkat teknologi bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil bisa menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan ini. Ketiga, peningkatan kompetensi guru juga penting.
Program pelatihan untuk guru dalam penggunaan teknologi dan pengajaran keterampilan digital akan memperkuat kemampuan mereka dalam membimbing siswa untuk menguasai materi baru.Kesimpulan, Penyelarasan kurikulum pendidikan dengan kemajuan teknologi dan AI adalah langkah penting dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi masa depan.
Namun, upaya ini harus dilakukan dengan memperhatikan kesenjangan kemampuan yang mungkin terjadi. Dengan perencanaan kurikulum yang inklusif, pemerataan infrastruktur, serta peningkatan kompetensi guru, pendidikan di Indonesia dapat mengurangi ketimpangan kemampuan siswa dan membuka akses terhadap teknologi bagi semua peserta didik.
*)Penulis: Moh. Badrul Bari, M.Pd., Selasa, 27 Oktober 2024
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com
*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum