Rama dan Bung Karno

Avatar
Diyaul Hakki, Mahasiswa Unisma Malang

Wartacakrawala.com – Setiap kita pasti memiliki idola, dan ini lumrah dimiliki manusia. Sebab, biasanya manusia akan memilih sosok figur yang memiliki kecenderungan atau suatu hal yang dicintainya baik itu berupa konsepsi yang dimiliki, baik berupa caranya menyampaikan sesuatu, baik itu suara dalam bernyanyi dan banyak lagi hal lainnya yang memiliki potensi untuk dicintai dan diidolakan oleh seseorang, tak terkecuali Penulis sendiri.

Hal itu sah saja terjadi, yang terpenting adalah sesuatu yang diidolakan tersebut tidak mengarahkan terhadap sesuatu yang negatif dan justeru menjerumuskan seseorang kepada hal-hal mudharat yang tidak memberikan manfaat apa-apa.

Semenjak menapaki bangku Sekolah Menengah Pertama, Penulis mengidolakan Bung Karno sebagai sosok berwibawa, sosok yang memiliki konsepsi yang sangat luar biasa dan memiliki keunggulan yang tak tertandingi dalam hal pidato serta disegani pemimpin dunia.

Tetapi jauh sebelum mengidolakan Bung Karno, Penulis telah jatuh cinta dan mengidolakan sesosok tokoh lokal berwibawa yang memiliki ide dan gagasan perubahan yang visioner, memiliki strategi yang sangat taktis dan sederhana dalam menyelesaikan banyak masalah yang rumit serta disegani banyak pemimpin di wilayah-wilayah tetangga, Penulis memanggil sosok itu sebagai Rama.

Rama pernah diamanatkan untuk memimpin wilayah kami dalam kurun waktu lima tahunan, tentu banyak gagasan visioner serta perubahan yang dapat dilakukan, mulai dari pelayanan yang serba sederhana dan cepat, pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan bahkan sertifikasi tanah warga secara cuma-cuma alias gratis pada masa itu.

Baca juga: Pentingnya Menyerap Informasi Kesehatan Secara Benar

Dalam hal kesehatan misalnya, Rama membeli sebuah rumah persinggahan dengan uang pribadinya di wilayah perkotaan yang difungsi sosialkan. Misalnya sebagai tempat bersinggah warganya yang sekedar melakukan transaksi ekonomi di perkotaan, dan yang terpenting adalah rumah ini selalu ramai diisi warganya yang sakit dan akan berangkat berobat hingga warga yang sedang menjalani proses pemulihan pasca berobat.

Begitulah kiranya cara kita bertahan sebagai warga kepulauan yang sangat jauh dari akses kesehatan yang memadai. Tidak sampai disitu, proses administrasi terus dikawal oleh Rama dan Tim nya agar warga yang sakit tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis serta transportasi yang murah karena telah disediakan kendaraan pribadinya untuk warga yang membutuhkan.

Atau misalnya dalam hal sertifikasi tanah, gagasan ini agak mirip dengan apa yang pernah dilakukan Bung Karno diawal-awal kemerdekaan. Yaitu menasionalisasi aset-aset Belanda serta menyertifikasi tanah warga menjadi hak milik agar selamat dari ancaman-ancaman penggusuran, sengketa dan lain sebagainya.

Rama juga melakukan hal yang sama, tanah-tanah warga disertifikasi secara gratis untuk menyelamatkan mereka dari ancaman dan sengketa yang berkepanjangan. Uniknya, ternyata di wilayah kami ada satu dusun yang tanahnya masih dilekati hak perhutani dan cagar alam walaupun sudah dikuasai oleh warga karena telah dikelola dan ditempati selama puluhan tahun.

Tetapi ancaman untuk dilakukan penggusuran masih sangat terjadi karena tanah tersebut masih menjadi hak perhutani dan cagar alam, namun dengan gigih Rama memperjuangkan tanah di dusun tersebut, tentu hari ini anda bisa lihat hasilnya adalah tanah-tanah di dusun tersebut telah berhasil disertifikasi menjadi hak milik utuh warga yang telah menguasainya berpuluh tahun.

Dan masih banyak lagi hal lainnya yang tidak dapat penulis sampaikan dalam tulisan ini.

Hingga setelah kepemimpinannya berkahir, Bung Karno menikmati keterasingannya di Wisma Yaso hingga wafat, demikian halnya dengan Rama yang menikmati keterasingannya hingga tutup usia. Tetapi jasanya terkenang dan akan terus dikenang oleh siapapun yang pernah mendapatkan manfaat dari perjuangannya.

Selamat jalan Sang Pemimpin berwibawa, tegas, dan berbudi luhur serta berperadaban yang santun, telah Purna dan begitu terang Dharma-mu. Selamat jalan, kami segera menyusul setelah mempertahankan dan meneruskan semua perjuangan mu.

*)Penulis: Diyaul Hakki, Mahasiswa Unisma Malang

*)Tulisan opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*) Opini di Wartcakrawala.com terbuka untuk umum

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Permudah Layanan Keimigrasian, Imigrasi Kemenkumham Kenalkan Aplikasi M-Paspor

Next Post

Ismei Pertanyakan Rencana Pemerintah Menghapus BBM Premium

Related Posts
Total
0
Share