Sarjana Pendidikan Enggan Menjadi Guru, Kenapa?

Shofy Maulidya Fatihah
Hosnor Rofiq, Mahasiswa FKIP UNISMA
Hosnor Rofiq, Mahasiswa FKIP UNISMA

Wartacakrawala.com – Terdapat banyak pilihan untuk mahasiswa yang telah menelesaikan masa studi nya di bangku perkulian, entah itu bekerja, melanjutkan studi nya ke jenjang yang lebih tinggi, menikah, dll. Ketika terjun ke dunia kerja, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa sanya sarjana pendidikan enggan menjadi tenaga pendidik karena beberapa alasan tertentu.

Saya pernah mengutip perkataan dari presiden jancukers Sujiwo tejo (mbah tejo). Beliau pernah berkata ”kalau kamu baru lulus kuliah carilah pekerjaan yang kamu cintai, karena ketika kita melakukan pekerjaan yang kita cintai, beberapa tahun kemudian kita akan menjadi ahli. Dan ketika kita menjadi ahli, suatu saat bukan kita yang mencari uang, tapi uang yang mencari kita” dari kutipan ini bisa saya simpulkan bahwa, ketika kita masih muda, ivestasi ilmu dan pengalaman itu lebih penting dari pada investasi uang. Dalam tanda kutip, kita tidak sedang menjadi tulang punggung keluarga.

Ketika masih muda, kita cukup mencari uang untuk diri kita sendiri, maka dari itu gaji tinggi mungkin kurang dibutuhkan di masa muda, yang terpenting di masa muda adalah bagaimana caranya kita membuat diri kita berkualitas dan memudahkan kita mendapatkan uang di masa depan, kenapa sarjana pendidikan enggan menjadi guru karena kurangnya ke sejahteraan untuk tenaga pendidik di negeri ini?

Jika kita melihat dari sudut pandang yang sempit, sangat benar bahwa tenaga pendidik di Indonesia kurang sejahtera di banding pekerjaan lain ataupun tenaga pendidik di negara lain yang mungkin jasa nya sebagai guru lebih di nilai dan di hargai. Tapi apakah semua tenaga pendidik di Indonesia kurang sejahtera? Tentunya tidak. Coba kita mengaca pada guru-guru kita sewaktu kita ada di bangku sekolah, dan perkuliahan, apakah semua dari mereka kurang sejahtera? Tentunya tidak!

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Perundungan Anak di Kepanjen Malang

Sekarang kita coba liat dari sudut pandang yang lebih luas. Terdapat banyak guru atau pun dosen kita yang di sukses kan oleh pendidikan. Banyak dari mereka yang bisa memiliki banyak uang karena menjadi tenaga pendidik, banyak juga dari mereka yang bisa keliling banyak kota di Indonesia dan bahkan bisa ke luar negeri karena pendidikan. Semuanya membutuhkan proses dan waktu.

Menjadi guru atau tenaga pendidik lainnya adalah pekerjaan yang terhormat dan mulia. Dibalik ada nya beberapa orang hebat di negeri ini, terdapat peran besar sosok seorang guru yang mengajarkan banyak ilmu kepada mereka. Guru mempenyai peran penting untuk masa depan negeri ini, dengan adanya banyak guru berkualitas, maka semakin banyak generasi emas di negeri ini di masa depan.

Tidak hanya itu, menjadi seorang guru atau tenaga pendidik lainnya membuat diri kita semakin berkembang (self-improvement). The best learning is teaching, itu adalah kalimat yang saya pernah pelajari dari salah satu guru saya. Dan sekarang saya dapat merasakan hal itu.

Dengan mengajar tentunya kita tertuntut untuk mengetahui lebih banyak ilmu, dengan menjadi tenaga pendidik tentunya bisa membuat diri kita lebih berkualitas dengan menambah banyak ilmu dan pengalaman. Namun, hidup itu adalah pilihan dan yang tahu pilihan terbaik untuk kita, diri kita sendiri.

*)Penulis: Hosnor Rofiq, Mahasiswa FKIP UNISMA

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Ilustrasi kasus perundungan di lingkungan sekolah / polres malang

Polisi Selidiki Kasus Perundungan Anak di Kepanjen Malang

Next Post
harlah PMII Unikama

Harlah PMII Komisariat Ibnu Rusyd Unikama Ke – 13 Mengangkat Tema” Transformasi Gerakan PMII Ibn Rusyd Membangun Peradaban”.

Related Posts