Sejarah dan Tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Avatar
Ilustrasi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, foto: syaamilquran.com
Ilustrasi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, foto: syaamilquran.com

Wartacakrawala.com – Maulid Nabi Muhammad SAW kembali akan dirayakan umat muslim Indonesia. Maulid Nabi bertujuan memperingati kelahiran Rasulullah SAW yang merupakan junjungan ummat muslim di seluruh dunia di semua generasi.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW sendiri banyak dituliskan oleh tokoh-tokoh Islam dalam buku-buku mereka.

Salah satunya dijelaskan dalam tulisan berjudul Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia). Tulisan ini dibuat Moch Yunus dosen Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong Kraksaan, Probolinggo.

“Menurut sejarah ada dua pendapat yang menengarai awal munculnya tradisi Maulid. Istilah maulid berasal dari bahasa Arab Walada Yalidu Wiladan yang berarti kelahiran,” tulis jurnal tersebut mengutip dari Kamus Al Munawwir Arab Indonesia.

Berikut sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan pelaksanaannya

A. Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali diadakan pada zaman khalifah Mu’iz li Dinillah. Dia adalah khalifah dinasti Fathimiyah di Mesir yang hidup pada tahun 341 Hijriyah.

Perayaan ini dilarang di masa Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy, seorang perdana menteri khalifah Al-Musta’ali dinasti Fathimiyah.

Maulid Nabi kembali dibolehkan pada masa pemerintahan Amir li Ahkamillah pada tahun 524 Hijriah. Dia adalah pemimpin sekaligus imam di Dinasti Fathimiyah. Pendapat ini dinyatakan sejarawan dan ulama asal Mesir Syamsuddin as-Sakhawi.

Pendapat lain tentang sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW menyatakan, peringatan pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan khalifah Mudhaffar Abu Said.

Sang khalifah saat itu sedang mencari cara membangkitkan heroisme kaum muslim menghadapi Jengis Khan.

Acara diadakan besar-besaran untuk memperlihatkan kebesaran Islam dan negara yang dipimpinnya.

Sang khalifah berkuasa di bawah bendera dinasti Fathimiyah. Wilayah kekuasaan dinasti meliputi Afrika Utara, Mesir, dan Suriah.

Perayaan dilakukan tujuh hari tujuh malam dengan hidangan berasal dari 5.000 ekor kambing, 10.000 ekor ayam, 100.000 keju.

Acara ini menghabiskan 300.000 dinar uang emas dan 30 ribu piring makanan. Peringatan ini dikatakan sukses meningkatkan moral dan heroisme kaum muslim.

B. Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW versi Sultan Salahuddin

Jurnal tersebut juga menjelaskan sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW yang berasal dari masa pemerintahan Sultan Salahudin Al Ayubi.

Sultan ingin meningkatkan semangat juang dan persatuan kaum muslim, dengan meningkatkan kecintaan pada nabinya.

Usul perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sempat mendapat penolakan dari para ulama, karena dinilai tak sesuai ajaran Islam.

Sultan kemudian menjelaskan, perayaan hanya bersifat syiar keagamaan bukan ritual. Perayaan juga bukan sekadar peringatan ulang tahun.

Setelah mendengar alasan ini, Khalifah An-Nashir di Bagdad menyetujui usul sang sultan. Selanjutnya di musim haji 1183 Masehi, sang sultan meminta para jamaah menyiarkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di negara asalnya pada 12 Rabiul Awal.

C. Perayaan Maulid Nabi Muhammad

Pada tahun ini perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan pada Senin (18/10/2021). Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW berkembang di masa Wali Songo.

“Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertujuan menarik hati masyarakat agar memeluk Islam. Perayaan ini berkembang di tahun 1404 Masehi,” tulis situs Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi).

Masyarakat muslim Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan membaca sholawat nabi, syair Barzanji, dan pengajian.

Maulid Nabi Muhammad memiliki sebutan berbeda di beberapa daerah misal perayaan Syahadatin, Gerebeg Mulud, atau tradisi endhog-endhogan di Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Gelar Talk Show, Gada TV Kaji Perubahan Peta Politik di Kabupaten Probolinggo

Next Post
Gubernur Jawa Timur Khofifah dalam penyeran ambulance 7 UPT Dinas Sosial

Gubernur Jatim Sebut 32 Kabupaten/Kota di Jatim Masuk Level 1 PPKM Asesmen Kemenkes

Related Posts