Melalui Self Healing; Semua Bisa Mengobati Luka Psikis

Avatar
Rizal Oky Syahrudi, mahasiswa aktif UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Rizal Oky Syahrudi, mahasiswa aktif UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Wartacakrawala.com – Tentu apabila kita mendengar kata “luka” tanpa diperintah pikiran kita akan segera tertuju kepada luka fisik. Luka akibat jatuh, akibat terkena benda tajam, atau luka yang dapat kita lihat secara nyata dengan mata kepala kita sendiri.

Setelah mendapat luka otomatis kita akan segera mengobatinya, melalui bantuan P3K, atau bahkan untuk langsung pergi ke fasilitas kesehatan umum. Sangat simpel dan mudah ditemukan untuk diobati.

Setelah luka fisik ada pula luka psikis, lalu apa yang dimaksud luka psikis?. Luka psikis adalah luka tak tampak yang ada dalam diri seseorang, dapat disebabkan karena pengalaman traumatik, overexpectation, sifat perfeksionis, dan komparisasi diri dengan orang lain.

Hal tersebut merupakan pemicu seseorang untuk melakukan reaksi penolakan yang tidak biasa, acap kali kita memilih untuk melewatkan, melupakan bahkan menekan dengan harapan perasaan negatif yang ditimbulkan mampu membuat hidup menjadi lebih baik.

Akan tetapi sejatinya perasaan negatif dari luka psikis tidaklah benar-benar terlewati atau bahkan terlupakan, perasaan negatif akan tetap tinggal sampai kita benar-benar berdamai dengan kondisi psikis tersebut. Sama dengan luka fisiki, apabila luka psikis dibiarkan terbuka maka akan semakin kompleks.

Luka psikis akan memberika kita implikasi yang mempengaruhi jalannya emosi, pikiran dengan stabil, misalnya dengan timbulnya  self loathing; merasa tidak pantas, benci dengan diri sendiri kemudian merasa apa yang dilakukan selalu salah.

Timbulnya self loathing akan membuat ritme hidup menjadi berantakan serta menjadikan seseorang terpuruk dalam kondisi yang menyedihkan. Secara fisik terlihat sehat namun secara psikis sangat menderita. Self loathing merupakan salah satu implikasi dari luka psikis yang kita acuhkan.

Kemudian bagiamana kita menyembuhkan luka psikis tanpa harus mengabaikan atau melewatkan perasaan negatif yang timbul ? jawabannya adalah melalui self healing, namun saat ini banyak sekali pemuda yang salah kaprah dalam memahami esensi penuh dari self healing tersebut, berdasarkan pengamatan mereka menganggap self healing adalah kondisi dimana kita butuh hiburan, berwisata ria dan melakukan aktiftitas yang menyenangkan lainnya, lalu cukup hanya sampai disini.

Baca juga: Urgensi Pengesahan RUU PPRT, Pekerja Rumah Tangga Bukan Pembantu

Sejatinya yang dimaksud self healing adalah proses  penyembuhan luka tak tampak alias luka psikis  serta benar-benar membutuhkan proses yang melibatkan kekuatan diri secara maksimal, guna mencapai keberhasilan dalam mengatasi luka psikis.

Daripada itu sebelum memulai self healing ada baiknya kita mencoba untuk mengenali serta merasakan kehadiran luka psikis dalam diri kita. Terdapat beberapa pertanda jika luka psikis masih mendiami diri kita, yaitu dengan melihat respon emosi yang ditimbulkan bilamana menghadapi situasi tertentu yang membuat tubuh bereaksi tidak biasa, seperti halnya; jantung yang secara tiba tiba berdegup kencang , bernapas  yang tidak teratur, merasa tidak nyaman, pusing,  ingin segera mengalihkan diri, dan perasaan yang membuat kita terhambat untuk berkembang. 

Selanjutnya apabila hal tersebut berulang kali terjadi dengan situasi yang sama, maka kemungkinan besar luka psikis tersebut masih ada dan belum seutuhnya terselesaikan.  Selanjutnya adalah bagaiamana diri kita mengetahui etiologi dari kehadiran luka psikis tersebut agar dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengobati luka tersebut

Self healing bukanlah hal yang akan kita jalani sekali atau bahkan dua kali saja, melainkan suatu proses kelanjutan yang kita jalani selagi masih menghembuskan nafas. Suatu perjalanan yang kita lakukan untuk memulihkan diri dari penderitaan luka psikis, atau untuk menghargai dan menerima kehadiran luka tersebut serta hidup berdampingan dengannya, sehingga melalui self healing ini kita dapat mengontrol, mengendalikan emosi dengan baik.

Dalam buku yang berjudul “Yang Belum Usai” disebutkan bahwa salah satu proses self healing adalah dengan menghadirkan kembali luka psikis tersebut, artinya bagaimana kita memaknai kejadian dari timbulnya luka psikis untuk mengevaluasi apakah masih relevan pada kondisi saat ini.

Dalam self healing perlu adanya self awareness, yaitu kemampuan yang harus dimiliki supaya seseorang mampu untuk memahami diri kita sendiri. Self awereness mencakup tentang pemahaman perasaan, pikiran, emosi tanpa adanya pengaruh pikiran atau campur tangan orang lain.

Self awereness akan membantu kita menuntun dalam melakukan sesutau secara logis serta memberikan kita alasan dari perbuatan yang kita lakukan. Dengan mengasah self awereness ini akan membantu kita dalam proses self healing yaitu dengan membersamai, serta mengendalikan luka psikis yang mungkin muncul dikemudian hari.

Selanjutnya adalah self acceptance yaitu kemampuan yang muncul dari pemahaman serta penerapaan self awereness. Self acceptance sendiri adalah kemampuan untuk menerima bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangnnya. Apabila kita bisa memahami konsep self acceptance akan membuat kita selalu bersyukur terhadap kelebihan dan kekurangan sehingga dalam self healing yang kita jalani untuk mengobati luka psikis dapat memproses, menerima atau bahkan menyudahi luka psikis tersebut.

*)Penulis: Rizal Oky Syahrudi, mahasiswa aktif UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
BEM Pesantren Se-Indonesia tanggapi video viral kebangkitan khilafah

Viral Video Kebangkitan Khilafah, BEM Pesantren: Harus Tegas Menghapusnya

Next Post
Forkopimda Jatim Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta hadir dalam silaturahmi dan halalbihalal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, pada Selasa (31/5/2022) di Kantor PWNU Jatim

Berlangsung Gayeng, Giat Silaturahmi dan Halalbihalal PWNU Dihadiri Forkopimda Jatim

Related Posts