Wartacakrawala.com – Seberapa besar bukti iman kita tidak dilihat dari kondisi ekonomi masing-masing individu. Melainkan tekad kuat kita dalam beribadah sebagai hamba Allah subhana wa taala.
Bahkan terkadang mereka yang membutuhkan malah mengajarkan kita arti sebenarnya dari memberi sebagai bentuk kepatuhan iman mereka.
Hal ini dikisahkan oleh seorang nenek yang bernama Mbah Painem yang berdomisili di Kabupaten Malang, Donomulyo.
Baca juga: Ciptakan Kamtibmas yang Kondusif, Polsek Sumbermanjing Wetan Sambang Tokoh Agama
Perjalanan Mbah Painem dalam berqurban tak lepas dari tantangan. Setiap hari beliau harus bekerja menjadi buruh tani untuk sekedar bisa makan sehari-hari.
Menurut warga setempat, ekonomi Mbah Painem sebenarnya masih berada di level yang sangat belum layak. Namun, beliau bertekad untuk menyisihkan uangnya yang kemudian dititipkan ustadz terdekat agar uang itu bisa dibelanjakan kambing.
“ Mbah ga sayang sama uangnya buat berqurban?,” tim YDSF.
“ Ndak, sama sekali,” jawab mbah Painem.
“ Kenapa mbah kok ingin berqurban mbah ?,” tanya tim YDSF.
“ Agar nanti dipermudah ketika meninggal saya dimudahkan oleh allah SWT,” kata mbah Painem
Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK, Polsek Sumberpucung Kurangi Mobilitas Pasar Hewan Sumberpucung
Prinsip yang dipegang dari nenek berusia 74 ini adalah soal kegigihan dan kemuliaan hati menjadi faktor utama untuk selalu berada di jalur yang dirahmati allah SWT.
Betapa besarnya cinta beliau sehingga harapannya hanya ingin bertemu sang penciptaNya dengan mudah.
“ Qurban tidak berbicara soal kemampuan, melainkan hanya membutuhkan kemauan yang diniati hanya untuk keberkahan dari Allah SWT,” ucap mbah Painem.
