Telekomunikasi dan Pandemi Covid-19

Avatar
Vormes Gema Merdeka, Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia
Vormes Gema Merdeka, Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia

Wartacakrawala.com – 2020 adalah tahun dimana kita lebih sering berada dalam lingkungan paling familiar, yaitu rumah atau tempat tinggal kita sendiri. Kehidupan yang mungkin untuk beberapa orang lebih menyenangkan dan untuk beberapa lainnya membosankan. Hal ini terjadi dikarenakan sedang terjadi pandemi, yaitu pandemi covid-19. Pandemi ini memberikan dampak begitu luar biasa terhadap kehidupan sosial. Berkumpul dengan teman akan semakin jarang dan semakin canggung karena jarang bertemu. Kegiatan seperti menonton konser atau bioskop, gotong royong, makan bersama keluarga di sebuah resto, dan sebagainya juga akan semakin jarang. Di sinilah telekomunikasi berperan cukup besar.

Telekomunikasi secara singkat merupakan memberi dan mendapat informasi. Telekomunikasi ini jaraknya bisa sangat jauh hingga berapa mil sekalipun, juga bisa sedekat jari kelingking dan jari manis. Dari definisi singkat di atas, sangat jelas bahwa telekomunikasi sangat berperan besar dalam pandemi seperti sekarang ini. Bagaimana tidak, mayoritas aktivitas akan dilakukan lewat rumah. Aktivitas kerja juga akan lebih sering dari rumah. Semua itu mungkin tidak akan bisa dilakukan jika teknologi telekomunikasi yang kita miliki sekarang ini masih seperti ratusan tahun yang lalu.

Oleh karena itu, peran telekomunikasi akan bergejolak dan mengalami tingkatan penggunaan atau pemakaiannya. Ada beberapa hal yang saya ingin bahas dalam tulisan saya ini, seperti peranan telekomunikasi dalam long distance communication atau komunikasi jarak jauh di masa pandemi ini, peran telekomunikasi dalam work from home atau WFH, dan hubungan telekomunikasi terhadap pendidikan secara daring.

Sebelum saya memberikan informasi tentang hal-hal tersebut, saya akan memberi tahu apa yang menyebabkan pandemi itu sendiri terjadi. Pandemi ini berawal dari sebuah penyakit jenis corona baru yang menurut penelitian dalam jurnal ilmiah milik Nature Medicine, bukan buatan manusia atau kreasi laboratorium. Menurut mereka dan disetujui beberapa peneliti lain, virus ini merupakan virus alami yang berasal dari alam dan merupakan bagian dari keluarga besar virus corona layaknya MERS dan SARS. Penyakit ini tersebar dari Wuhan yang pada saat itu banyak orang tidak sadar bahwa gejala yang mereka alami seperti batuk dan sebagainya, merupakan gejala dari virus Covid-19.

Orang-orang berkeliling sana-sini tanpa mengetahui eksistensi dari virus tersebut dan menyebabkan penularan dalam massa yang besar. Setelah mereka sadar, itu semua sudah terlambat dan tidak bisa dihindari lagi. Namun, tidak bisa dihindari bukan berarti penularan tersebut tidak bisa dicegah dan dikendalikan. Pemerintah di seluruh dunia melakukan sebuah karantina untuk mengurangi penularan lebih lanjut virus ini. Karantina ini membuat ekonomi masyarakat kita mengalami penurunan yang bisa dibilang signifikan. Karena itu pemerintah kita memutuskan untuk menggunakan istilah yang diberikan oleh WHO untuk melonggarkan kebijakan penanganan penularan virus ini, yaitu new normal.

Kebijakan ini memperbolehkan kita melakukan aktivitas luar rumah dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun pekerjaan dengan massa besar dan pendidikan tatap muka masih tidak bisa dilakukan dengan alasan social distancing. Restoran, bioskop, dan tempat-tempat sejenisnya juga masih menolak kelompok dengan massa besar untuk menghindari penularan dan sentuhan secara langsung. Di masa new normal inilah telekomunikasi berperan besar. Kita bisa bersosialisasi dan menjaga hubungan kita dengan teman, kerabat, saudara jauh, ataupun pasangan kita dengan cara daring.

Baca juga: Industri Telekomunikasi Berperan Penting di Masa Pandemi COVID-19

Hampir semua orang berusia 10 tahun ke atas memiliki telepon genggam dengan akses ke internet di zaman ini. Dalam telepon genggam itu sendiri, ada aplikasi bawaan seperti telepon dan pesan, juga ada aplikasi yang bisa dipasang dengan manual seperti WhatsApp, Telegram, Messanger, dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi tersebut merupakan terobosan dari teknologi telekomunikasi yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi. Dalam aplikasi-aplikasi tersebut, kita bisa mengirim pesan baik pendek maupun panjang, melakukan panggilan baik sebentar maupun lama, dan semua bisa dilakukan dari jarak bermil-mil sekalipun, yang pastinya juga tidak gratis karena membutuhkan koneksi internet atau pulsa. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan seperti operator seluler dan internet provider (Indihome, MyRepublic, dan sebagainya) akan sangat diuntungkan dalam keadaan seperti ini.

Telekomunikasi juga berperan terhadap masyarakat Indonesia yang tidak bisa keluar untuk bekerja dan terpaksa untuk bekerja dari rumah atau WFH (Work From Home). Bagaimana tidak, banyak teknologi terobosan telekomunikasi yaitu e-commerce atau jual beli yang dilakukan dengan cara tanpa bertemu langsung layaknya bertukar barang pada umumnya. Memang tidak bisa menyaingi pendapatan jika bekerja tetap. Tapi bila tidak ada terobosan telekomunikasi seperti ini, maka tidak akan bisa orang memiliki pendapatan meski berada di tengah pandemi ini. Kalian bisa memulai bisnis jual beli barang yang kalian buat sendiri dengan harga yang kalian tentukan sendiri. Kalian juga bisa menjadi freelancer seperti dibayar untuk mengedit suatu video, memainkan sebuah lagu dengan instrumen tertentu, dan sebagainya. Selain memulai bisnis atau kerja baru, kalian bisa melanjutkan kerja tetap kalian dengan menggunakan salah satu fitur terobosan telekomunikasi, yaitu online meeting. Kalian bisa melakukan sebuah pertemuan dalam “tanpa bertemu secara langsung”. Pertemuan itu bisa kalian lakukan untuk berbincang mengenai bisnis kalian dengan teman kerja kalian. Kalian juga bisa menggunakan pertemuan itu untuk sebuah webinar, dimana webinar adalah seminar namun dilakukan dengan cara daring.

Tidak hanya berperan untuk para pekerja, telekomunikasi juga memiliki peran yang signifikan pada pendidikan yang saat ini harus dilakukan secara daring. Pertemuan pembelajaran yang harusnya dilakukan secara tatap muka, sekarang harus menggunakan sistem online meeting karena kondisi yang memaksa. Dengan penjelasan yang sudah kuungkapkan di atas mengenai online meeting, sistem ini bisa juga dilakukan untuk pertemuan antara guru dan murid. Pada dasarnya, sama saja seperti sebelum pandemi. Guru menjelaskan dan murid mendengar, guru memberikan pertanyaan dan murid menjawab, dan sebagainya. Ada juga sistem seperti kelas virtual yang salah satunya adalah Google Classroom. Google Classroom ini adalah sebuah akses berbasis web tidak berbayar yang sangat menjadi bantuan untuk para siswa dan guru dalam proses e-learning. Sama seperti Zoom Meeting yang digunakan untuk sistem online meeting, Google Classroom juga bisa dipakai dengan PC maupun mobile. Google Classroom ini bisa digunakan oleh para guru untuk memberikan sebuah tugas, penilaian, bisa juga digunakan untuk menjadi perantara komunikasi untuk para murid.

Seperti yang telah saya ungkapkan melalui tulisan ini, telekomunikasi berperan sangat signifikan dalam masa-masa pandemi seperti ini. Telekomunikasi yang membantu kehidupan sosial kita sebagai masyarakat yang menjalankan kehidupan new normal. Karena banyak aplikasi terobosan telekomunikasi seperti WhatsApp, Telegram, dan sebagainya, yang memungkinkan kita sebagai pengguna untuk berkomunikasi dengan cara mengirim pesan ataupun panggilan terhadap teman, kerabat, atau keluarga kita dari jarak yang sangat jauh sekalipun.

Selain itu, telekomunikasi juga berperan penting dalam kehidupan pekerjaan dan pendidikan. Dengan adanya terobosan baru e-commerce seperti FiVer, Tokopedia, Lazada, dan sebagainya, yang memungkinkan kita untuk jual beli jarak jauh dalam hal barang, jasa, dan lain-lain. Ada juga terobosan e-learning seperti Zoom Meeting, Google Classroom, dan sebagainya, yang memungkinkan kita untuk ‘bertemu tatap muka’ namun tidak secara fisik. Pertemuan untuk diskusi, presentasi, dan sebagainya, akan mungkin dilakukan tanpa resiko tertular virus yang mudah tertular yaitu covid-19 ini.

Tanpa terobosan-terobosan tersebut, ekonomi akan sangat turun dengan sedikitnya kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah dan pendidikan akan hancur dengan sedikitnya kemungkinan untuk belajar dari guru tanpa harus bertemu secara langsung. Kehidupan sosial kita juga akan menurun karena jarangnya berkomunikasi. Walaupun begitu, semoga keadaan seperti pandemi ini segera selesai dengan ditemukan dan didistribusikannya vaksin atau dengan cara lainnya. Keadaan seperti ini juga membuat kita sadar akan banyak hal. Seperti halnya pepatah mengatakan, “sebelum sukses, kita pernah gagal lalu sadar.”


*)Penulis: Vormes Gema Merdeka,
Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim



DAFTAR PUSTAKA

[1] E. Muslim, R. Nurcahyo, A. Priyanto, dan N. Prasetya, “Analisis Industri Telekomunikasi di Indonesia,” J. Manaj. Teknol., hlm. 7.

[2] Liputan6.com, “Asal-Usul Virus Corona Covid-19, Apakah dari Alam atau Laboratorium?,” liputan6.com, Apr 07, 2020. https://www.liputan6.com/bola/read/4221324/ asal-usul-virus-corona-covid-19-apakah-dari-alam-atau-laboratorium (diakses Des 25, 2020).

[3] N. Mheidly, M. Y. Fares, dan J. Fares, “Coping With Stress and Burnout Associated With Telecommunication and Online Learning,” Front. Public Health, vol. 8, hlm. 574969, Nov 2020, doi: 10.3389/fpubh.2020.574969.

[4] Herfini Haryono, “Pandemi Covid-19 dan industri telekomunikasi | Indotelko,” IndoTelko, Jun 03, 2020. https://www.indotelko.com/read/1591163164/ pandemi-covid-19-telekomunikasi (diakses Des 25, 2020).

[5] S. A. Hapsari dan H. Pamungkas, “PEMANFAATAN GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO,” WACANA J. Ilm. Ilmu Komun., vol. 18, no. 2, Des 2019, doi: 10.32509/wacana.v18i2.924.

[6] F. Indasari dan I. Anggriani, “KRISIS KOMUNIKASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pemberitaan Penyebaran Covid-19 melalui Udara),” Prof. J. Komun. Dan Adm. Publik, vol. 7, no. 1, hlm. 1–11, Jun 2020, doi: 10.37676/professional.v7i1.1086.

[7] Muhyiddin, “Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia,” J. Perenc. Pembang. Indones. J. Dev. Plan., vol. 4, no. 2, hlm. 240–252, Jun 2020, doi: 10.36574/jpp.v4i2.118.

[8] A. Kahfi, “TANTANGAN DAN HARAPAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI COVID 19,” vol. 03, hlm. 18, 2020.

[9] B. Indrawati, “Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi Dalam Masa dan Pasca Pandemi Covid-19,” J. Kaji. Ilm., vol. 1, no. 1, hlm. 39–48, Jul 2020, doi: 10.31599/jki.v1i1.261.

[10] S. S. Ahmed, “The Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Review,” J. Adv. Med. Med. Res., hlm. 1–9, Mar 2020, doi: 10.9734/jammr/2020/v32i430393.

[11] S. K. and S. Lewin, “What if living with COVID-19 is the new normal?,” The Sydney Morning Herald, Feb 27, 2020. https://www.smh.com.au/lifestyle/health-and-wellness/what-if-living-with-covid-19-is-the-new-normal-20200225-p5449w.html (diakses Des 25, 2020).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Deskripsi foto : H. Fatchullah,SH (Ketua DPC PKB Kota Malang), KH. Dr. Isroqunnajah, M.Ag ( ketua PC NU Kota Malang), H. Abdurrochman, SH (Wakil Ketua DPRD kota Malang)

Puncak Harlah NU : DPC PKB Kota Malang Adakan Dialog dengan PC NU

Next Post
Proses pembuatan Handsanitizer

Pembuatan Hand Sanitizer Guna Pencegahan Virus Covid19

Related Posts