Wartacakrawala.com – Matematika merupakan mata pelajaran yang rutin diajarkan disetiap jenjang tingkat dimana semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan akan semakin rumit. Akan tetapi, tanpa kita sadari bahwa pada level ini (Sekolah Dasar) terdapat persoalan yang sederhana dalam belajar matematika yang sangat mendasar, akan tetapi bilamana diterapkan terapannya sangat luas, yakni kemampuan intuitif untuk berhitung dengan cepat berkaitan dengan “kebiasaan” dan “kebisaan” dalam membaca angka. Perhatian sekolah terhadap penguasaan operasi aritmatika dasar siswa seperti: pertambahan, pengurangan, perkalian serta pembagian secara cepat (intuitif) telah hilang atau malah diabaikan dalam aspek penilaian dalam pembelajaran matematika. Hal ini menyebabkan banyak ditemukannya kalangan siswa-siswi Sekolah Dasar. Gagap hitung ini apabila dibiarkan akan berpotensi mengundang kefrustasian tersendiri dan pada akhirnya menyebabkan anak alergi dengan matematika.
Penelitian Perhimpunan Pengembangan Matematika Detik (PPMD) di 287 desa di Kabupaten Tegal selama tahun 2017 terhadap perhitungan operasional aritmatika dasar menunjukkan masih banyak siswa bangku Sekolah Dasar yang gagap hitung. Hal ini menunujukkan bahwa kemampuan hitung secara intuitif belum dikuasai sebagaimana mestinya. Padahal saat anak sedang duduk dijenjang Sekolah Dasar seharusnya setiap anak mampu menguasai keterampilan hitung operasional aritmatika dasar secara tuntas sampai menjadi kemampuan intuitif. Kemampuan hitung secara intuitif pada operasional aritmatika dasar.
Menyikapi temuan gagap hitung ini, PPMD mengembangkan instrument yang menekankan pada kemampuan intuitif yaitu TOSM (Tesf of Second Mathematic). TOSM berupa lembar ukur tertulis untuk melatih siswa meningkatkan daya tahan fokus dan mengukur kecepatan siswa dalam perhitungan aritmatika dasar. TOSM bertujuan membentuk kebiasaan perhitungan matematika secara intuitif yang akan memudahkan mereka untuk menguasai materi matematika dan hal lain yang melibatkan angka maupun untuk menjalani hidup sehari-hari. Selain berbentuk lembar ukur tertulis, TOSM juga telah dibuat dalam versi aplikasi mobile.
Baca juga: Apakah Pernikahan Difabel Diperbolehkan?
TOSM merupakan instrument yang tepat untuk mengurangi gagap hitung namun karena TOSM bersifat ujian atau tes, maka tidak jarang pula terjadi perubahan kondisi psikologis dari siswa saat mengerjakan TOSM baik versi tertulis maupun aplikasi mobile. Siswa tidak mampu untuk fokus dalam waktu yang cukup lama dan bahkan sudah merasa merasa tidak nyaman sebelum mengerjakan TOSM. Mengacu pada pendapat Goleman yang menyatakan bahwa manusia cenderung dapat memusatkan fokus terhadap sesuatu diantaranya pada saat bermain, maka mengadopsikan TOSM ke dalam game merupakan salah satu metode yang lebih dapatmemusatkan fokus mengingat sifat game yang merupakan kegiatan bermain dan rekreatif. Game dapat membuat siswa rileks, merasa senang, tidak merasa terpaksa dan tidak takut ketika mereka mengerjakan perhitungan aritmatika dasar. Selain itu game juga sangat popular di kalangan anak-anak. Dari hal tersebut, maka timbulah ketertarikan mengembangkan TOSM ke dalam edugame yang dapat meningkatkan fokus berpikir, bersifat rekreasi matematika dan meningkatkan kemampuan hitung intuitif.
Dalam realisasinya, TOSM diaplikasikan kepada 15 siswa Sekolah Dasar dalam binaan selama 10 hari untuk menjadi awal diagnosa gagap hitung dan cara pencegahannya. Dengan mengerjakan Matematika Detik ini bisa melatih intuisi secara alamiah. Membangun intuisi-intuisi baru yang lebih baik. Memperkenalkan TOSM kepada siswa kelas 3-6 Sekolah Dasar sebagai playtester tentang apa yang mereka mainkan adalah untuk melatih kecepatan berhitung selain melatih fokus dan refleks.
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran Matematika Detik ini menggunakan Aplikasi TOSM dimana aplikasi ini tersedia untuk android yang langsung bisa di download menggunakan PlayStore. Pada tampilan awal jendela akan ditampilkan opsi pemilihan Aritmatika Dasar (pertambahan, pengurangan, perkalian serta pembagian). Diahir pasca selesai pengerjaan soal-soal akan dapat langsung melihat hasil nilai yang diperoleh. Adapun matematika detik diterjemahkan atau diturunkan menjadi lima level, yaitu: 1. Level O (Inspirasi, Fondasi dan Garis Besar), 2. Level A (Membaca Angka Secepat Membaca Kata) 3. Level B (Otak Bukan Kalkulator), 3. Level C (Berpikir Sebelum Bicara), dan 4. Level D (Pola Pikir Inovator).
Sebagai informasi, Level O dan Level A telah diterbitkan oleh Aksara Sinergi Media (Intan Pariwara Group). Level A diterjemahkan lagi salah satunya menjadi ToSM (Test of Second Mathematics), yaitu sebuah instrumen detail-operasional untuk memastikan operasi paling dasar Tambah-Kurang-Kali-Bagi (TKKB) dikuasai secara intuitif.
*)Penulis: Mutanawwiatul Khoiroh, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com
*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim
Related Posts
Potret Penyiaran Iklan di Indonesia
Wartacakrawala.com – Pada tahun 2019 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan peringatan atau teguran kepada tiga stasiun televisi yang…
Transformasi Digital Menuju Peradaban Islam Cemerlang
wartacakrawala.com – Tahun ajaran baru 2022/2023 sudah kita mulai, sebuah lembar baru dalam perjalanan panjang pendidikan Indonesia tengah…
Sikap Moderasi Beragama di Masa Pandemi Covid-19
Wartacakrawala.com – Fenomena virus covid-19 awal kali teridentifikasi di Indonesia pada bulan Maret 2020 yang menyebar secara cepat.…