Wartacakrawala.com – Tragedi Kanjuruhan tak luput dari perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI). Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar terpantau melakukan kunjungan kepada beberapa korban tragedi Kanjuruhan, Sabtu (8/10/2022).
Setelah diagendakan menjenguk korban tragedi Kanjuruhan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga diagendakan mengunjungi beberapa pasien tragedi Kanjuruhan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan.
“Saya tadi ketemu dari yang paling berat, belum sadarkan diri, sampai saat ini masih koma,” kata Cak Imin panggilan akrab Muhaimin Iskandar saat ditemui usai meninjau Stadion Kanjuruhan, Sabtu (8/19/2022).
Selain masih koma, Cak Imin mengaku juga menjenguk beberapa korban tragedi Kanjuruhan yang hingga saat ini mengalami gangguan pada daya ingatnya.
Baca juga: PKB Gelar Shalawat Bersama Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
“Kemudian ada yang mulai siuman, mulai sadar. Tapi ingatannya belum normal, daya ingatnya masih hilang,” beber Cak Imin.
Namun secara keseluruhan, lanjut Muhaimin, mayoritas korban tragedi Kanjuruhan hingga saat ini masih merasa trauma. “Ada juga yang trauma, hanya bisa menangis. Tapi ada juga yang sudah baik, sudah pulang. Hari ini ada yang juga sudah mulai pemulihan di kamar rawat inap,” terang Cak Imin.
Mengetahui hal itu, Muhaimin mengaku sempat memberikan beberapa bantuan kepada para korban tragedi Kanjuruhan. “Semua variasi itu hari ini saya temui, saya berikan bantuan juga. Sekaligus saya meminta kepada keluarga untuk bersabar,” timpal Cak Imin.
Muhaimin mengimbau, kepada seluruh korban yang mungkin saat ini belum terdata, agar segera melapor kepada Pemerintah Daerah (Pemda). “Terpenting sekarang, masyarakat yang masih sakit, semua segera melaporkan ke pemerintah setempat. Tujuannya untuk dilakukan perawatan dan bantuan kesehatan,” ujar Cak Imin.
Terakhir, Muhaimin menyebut, dari beberapa korban yang dia jenguk di rumah sakit, menuntut agar tragedi Kanjuruhan ini bisa di usut secara tuntas. “Rata-rata semuanya satu saja, mereka menuntut usut tuntas,” tutup Cak Imin.