Wartacakrawala.com – Mahasiswi dari Kelompok 111 UIN Walisongo Semarang melakukan kegiatan kunjungan home industri opak jintul yang bertempat di lingkungan Rt 04 Rw 02 Desa Bumijawa Kabupaten Tegal (Jumat, 13/11).
Lahirnya cemilan hits ala-ala Korean food, Japanese food dan lain sebagainya di Indonesia membuat makanan tradisional seperti opak kian memudar. Pasalnya, generasi muda jaman sekarang lebih bangga ketika dirinya mengkonsumsi makanan luar daripada makanan produk dalam negeri.
Walaupun eksistensi opak sudah termakan waktu, namun tak jarang orang masih mencari keberadaan opak. Ciri khasnya yang gurih dan renyah membuat siapa saja nyaman menyantapnya. Cemilan opak juga tidak membuat seseorang cepat kenyang, cocok dimakan dimana saja dan kapan saja.
Baca juga: Mahasiswa UIN Walisongo Sosialisasikan Tips Menjaga Kesehatan Mental
Mbah Sainah salah satunya. Warga asli Desa Pesanggrahan Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal ini merupakan penggiat dan pembuat opak yang berbahan dasar jintul. Beliau mengatakan bahwa sudah hampir lebih dari 10 tahun membuat opak jintul. Opak yang dibuatnya berisikan 100 opak dan dibanderol Rp. 5.000,- per plastik.
Walaupun opaknya tak eksis lagi seperti dahulu, mbah sainah tak patah semangat untuk tetap membuat opak, karena beliau ingin hasil panen tanah kelahirannya bisa dikenal sampai ke anak cucunya. Beliau juga berharap anak muda jaman sekarang tak lupa dengan cemilan khas daerah mereka dan mau belajar cara membuatnya agar tetap menjaga budaya sendiri dan bangga yang nantinya bisa dikenalkan ke seluruh dunia.
“Kunjungan home industri dilakukan untuk melihat dan mengembangkan hasil pangan asli masyarakat. Hasil pangan yang ingin dikembangkan adalah opak, diharap dengan adanya kunjungan seperti ini masyarakat dapat mengembangkan opak terkhusus di packaging atau kemasan agar menarik masyarakat lain untuk membeli. Hal ini bisa berpengaruh pada eknomi masyarakat itu sendiri,” ungkap Lung Ayu, selaku mahasiswi KKN UIN Walisongo Semarang. (*)