Webinar Nasional Jadi Ajang Penguatan Moderasi Beragama

Avatar
Proses pelaksanaan webinar moderasi beragama
Proses pelaksanaan webinar moderasi beragama

Wartacamrawala.com – Mahasiswa KKN MIT DR 11 Uin Walisongo Semarang kelompok 56 dalam masa pamdemi covid 19 memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya moderasi beragama di tengah zaman dengan modernnya era industri 4.0 atau society 5.0.

Kegiatan ini menggandeng Prof. Dr.H Syamsul MA. sebagai narasumber. Ia merupakan ketua FKPT Jateng. Selain itu, Ahmad Aunur Rohman juga turut diundang menjadi keynote speaker. Ia merupakan DPL KKN di kelompok ini.

Prof. Syamsul sangat mengapresiasi kegiatan ini walaupun dilaksanakan dengan segala ketebatasan yang ada, “Saya mengapresiasi kegiatan ini karena temanya sangat urgen di era revolusi industri 4.0 atau society 5.0. Kita sadari bahwa gelombang perubahan di era digital melahirkan fenomena disruption. Detik demi detik ini kita mengalami keterkejutan, baru saja menghadapi pandemi covid-19, kita juga menghadapi berkecambahnya radikalisme atau terorisme yang senantiasa mengancam NKRI,” ucapnya.

Dari fenomena itu, perlu dicari pemecahan dan usaha dengan sungguh-sungguh oleh seluruh komponen masyarakat terutama generasi muda ini. “Atau sering disebut generasi milenial yang harus ikut dan terdepan dalam menjawab dan menyelesaikan tantangan yang terjadi di negara tercinta kita ini. Jadi kita tidak boleh menutup mata. Tidak boleh kemudian kita tidak tahu urusan-urusan seperti itu,” lanjutnya.

Baca juga: Bantuan Sembako Bagi Lansia di Masa Pandemi

Hal itu menurut pengasuh Pesantren Riset Al-Khawarizmi sebagai pertanggung-jawaban intelektual. “Apalagi masuk kategori mahasiswa sebagai agent of social change,” tegas Guru besar yang sekarang juga diamanahi menjadi Dekan FPK UIN Walisongo tersebut.

Pihaknya mengajak mahasiswa untuk memperluas cakrawala berpikir agar tidak masuk dalam gelombang radikalisme. Salah satunya dengan melihat budaya dengan utuh. “Inkulturisasi itu penting untuk melihat budaya lokal secara utuh,” lanjut penulis buku Membangun Ilmu Pendidikan Nusantara tersebut.

Guru besar kelahiran Grobogan ini juga mengajak dialog antarumat beragama dalam rangka menguatkan moderasi beragama. Langkah itu penting untuk memahami keutuhan NKRI meski banyak agama dan perbedaan organisasi.

Pemahaman agama yang sempit menurutnya akan melahirkan eksklusivitas. “Kita harus dewasa. Kita ini ya manusia yang beragama sekaligus bernegara. Di dalam sebuah negara tentu kita harus mengikuti aturan-aturan yang ada di dalam negara tersebut,” tandasnya.

Dalam sesi akhir, pihaknya mengajak menguatkan dasar negara yaitu PBNU. “P itu Pancasila. B itu Bhinneka Tunggal Ika. N itu NKRI dan U itu UUD 1945,” paparnya. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Mahasiswa KKN UIN Walisongo saat memberikan sembako pada warga lansia

Bantuan Sembako Bagi Lansia di Masa Pandemi

Next Post
Mahasiswa KKN UIN Walisongo saat melakukan pendampingan pembelajaran ngaji

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hadirkan Alternatif Pembelajaran Ngaji

Related Posts
Total
0
Share