WartaCakrawala, Malang– Anggota Fraksi PKB DPRD Provinsi Jawa Timur, Hikmah Bafaqih, M.Pd, menggelar Sekolah Kader Perubahan (SKP) sebagai bagian dari agenda wajib kaderisasi partai. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Regent Park, Jl. Jaksa Agung Suprapto, Kota Malang, sejak pukul 08.00 hingga 15.00 WIB, dan diikuti 96 peserta yang mayoritas merupakan ibu-ibu muda.
SKP menjadi program rutin tahunan yang harus diselenggarakan oleh seluruh anggota legislatif PKB, baik di tingkat kota, kabupaten, maupun provinsi. Program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas kader sekaligus membangun kesadaran politik masyarakat, khususnya mereka yang bersentuhan langsung dengan konstituen.
Dalam arahannya, Hikmah Bafaqih yang juga duduk di Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, menegaskan pentingnya kesinambungan agenda kaderisasi. Menurutnya, SKP tidak boleh sekadar menjadi formalitas, tetapi menjadi ruang pembelajaran yang menyadarkan para kader mengenai peran strategis politik dalam kehidupan sosial.
“Agenda partai semacam ini harus terus dilaksanakan. Membangun kesadaran politik pada teman-teman yang setiap hari bersinggungan dengan masyarakat sangatlah penting. Semua kebijakan hanya dapat tersampaikan dengan baik jika kader di bawah memiliki kesadaran politik yang sama,” ujarnya.
Hikmah juga menyoroti urgensi membangun kepedulian terhadap dinamika bangsa. Ia mengingatkan bahwa sikap apatis terhadap politik justru akan membuka ruang bagi dominasi kelompok yang hanya memiliki modal besar.
“Kepedulian terhadap situasi bangsa harus dibangun dari bawah. Jika kita apatis terhadap politik, maka jangan berharap ada kemenangan kolektif yang dapat dirasakan bersama. Ruang-ruang kebijakan hanya akan diisi oleh mereka yang memiliki kapital semata,” tegasnya.
SKP ini menghadirkan dua instruktur dari Lembaga Kaderisasi PKB Jawa Timur, yakni Moh. Badrul Bari, M.Pd, dan Kiki Luki Yanti CD. Keduanya menyampaikan materi mengenai kesadaran berpolitik, pembentukan cara pandang kader terhadap dinamika kebijakan publik, serta pentingnya menentukan pilihan politik secara rasional dan berjejaring.
Materi pelatihan juga menekankan bahwa politik bukan sekadar kontestasi elektoral, melainkan ruang pengabdian yang membutuhkan kompetensi, integritas, dan kemampuan membaca kebutuhan masyarakat. Para peserta diajak memahami bahwa peran kader perempuan, khususnya para ibu muda, sangat strategis dalam menggerakkan basis sosial dan membangun perubahan di tingkat keluarga maupun komunitas.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, penyelenggara berharap para peserta mampu menjadi penggerak perubahan sekaligus corong informasi kebijakan partai di lingkungan masing-masing.
