Kronologi Tewasnya Santri Gontor Ponorogo yang Diduga Dianiaya Seniornya

Shofy Maulidya Fatihah
Penyataan terbuka Pondok Pesantren Modern Gontor yang diwakili oleh Ustadz Noor Syahid / tangkapan layar Gontor tv
Penyataan terbuka Pondok Pesantren Modern Gontor yang diwakili oleh Ustadz Noor Syahid / tangkapan layar Gontor tv

Wartacakrawala.com – Penyelidikan kasus kematian AM (17) santri Pondok Modern Gontor 1 Ponorogo yang diduga tewas dianiaya seniornya, masih terus dilakukan oleh Penyidik Polres Ponorogo.

Terbaru, Pihak Pondok Gontor mengungkap kronologis lengkap kematian Santri asal Palembang ini, melalui juru bicaranya Ustadz Noor Syahid.

Kejadian ini berawal dari kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum) Pramuka Gontor pada 18-19 Agustus 2022 lalu, di Kecamatan Sawoo, yang diikuti 500 peserta.

Di mana dalam kegiatan ini korban menjadi ketua panitia pelaksana karena masih kelas V (di luar kelas XI).

Baca juga: Ribuan Santri Diniyah Ikuti Porsadin Ke V Bondowoso 2022

Usai kegiatan pada Sabtu hingga Minggu tanggal 20-21 Agustus 2022, seluruh perlengkapan dikembalikan ke gudang yang berada di salah satu ruangan di lingkungan Pondok.

Senin (22-08-2022) pagi para santri senior atau siswa kelas VI (di luar kelas IX SMA) yang menjadi kordinator Pramuka melakukan pengecekan barang perlengkapan.

Saat pengecekan mereka menemukan sejumlah barang belum kembali, mereka pun lantas menanyakan keberadaan pelerngkapan Pramuka itu kepada korban, namun dijawab tidak tahu.

Hal ini yang diklaim menjadi pemicu para pelaku ini emosi, hingga menganiaya korban dengan cara menendang dan memukul korban hingga tewas dilokasi kejadian sekitar pukul 06.00 pagi.

Penganiaya Albar hingga tewas merupakan 2 Santri asal Bangka Belitung dan Padang. Dimana keduanya saat itu juga langsung diusir Pondok dan dikembalikan ke orang tuanya.

Baca juga: Pemkot Surabaya Bakal Jadikan Balai Pemuda Sebagai Pusat Kesenian dan Budaya

Dalam kejadian tragis itu terdapat 3 korban, dimana satu korban tewas atas nama Albar. Sedangkan dua lainnya hanya luka-luka ringan.

Jenazah diantarkan ke rumah asal Palembang sesuai permintaan keluarga. Mereka berangkat dari Gontor pukul 14.00 WIB melalui jalan darat oleh rombongan tiga mobil yang terdiri atas 9 orang yang dipimpin Ustadz Agus Mulyana.

Rombongan sampai dirumah duka, Selasa 23 Agustus 2022 pukul 11.30 WIB.

Keluarga minta agar peti jenazah dibuka sekalian kafannya. Setelah kafan dibuka didapati wajah korban berlumuran darah yang keluar dari hidung.

Orang tua korban mengadu dan minta keadilan kepada pengacara Hotman Paris pada 4 September 2022.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Bupati Bondowoso dalam acara pembukaan Pekan Olaharag dan Seni Antar Diniyah (PORSADIN) Tahun 2022 Bondowoso / Kominfo Bondowoso

Ribuan Santri Diniyah Ikuti Porsadin Ke V Bondowoso 2022

Next Post
Potret pelaksanaan latihan dasar kepemimpinan (LDKS) kepada seluruh pengurus osis SMA An Nur / ist

Gelar LDKS, Osis SMA An Nur Targetkan Pengurus yang Komunikatif dan Percaya Diri

Related Posts