Program Parenting di Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMK Cendika Bangsa)

Avatar
Ilustrasi program parenting di sekolah / mybestid
Ilustrasi program parenting di sekolah / mybestid

Wartacakrawala.com – Program parenting biasanya familiar di lembaga pendidikan usia dasar atau taman kanak-kanak, namun untuk sekolah menengah kejuruan, program ini kurang begitu familiar, adapun parenting sendiri dapat diartikan sebagai teknik pengasuhan orang tua terhadap anaknya. Berpedoman pada defenisi tersebut, maka orang tua memiliki peran yang vital dalam membentuk karakter atau kepribadian yang baik pada anak, karena proses pendidikan karakter anak tidak bisa dibebankan hanya pada pihak sekolah, karena bagaimanapun, lingkungan sosial dimana anak tersebut berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari mereka, lebih banyak dilakukan saat mereka berada diluar lingkungan sekolah, terutama lingkup keluarga.

Dan tujuan parenting dapat diwujudkan, jika (1) orang tua mampu menciptakan kondisi yang harmonis dan nyaman pada anaknya jika mereka berada dirumah (2) orang tua juga harus mengajarkan dan menanamkan konsep karakter spiritual dan sosial.

Bentuk pelaksanaan parenting dirumah dapat berupa pengamatan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak, baik kegiatan sekolah ataupun kegiatan sosial anak diluar sekolah. Proses pengamatan ini tidak hanya sekedar melihat dan mengetahui kegiatan anak saja, orang tua juga harus mempunyai informasi kegiatan yang dilakukan oleh anak, misalnya: tujuan, dengan siapa, dimana, dan kapan kegiatan anak tersebut dilakukan, serta dampak kegiatan tersebut bagi perkembangan fase kehidupan dan masa depan anak. Mereka (baca:orang tua) harus mendukung jika dinilai kegiatan tersebut bermuatan positif, dan sebaliknya mengarahkan anak jika kegiatan itu dinilai negatif.

Baca juga: Memahami Model Implementasi Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) di Satuan Pendidikan

Tugas sekolah, terutama sekolah menegah kejuruan, dalam kaitannya dengan program parenting ini adalah untuk memfasilitasi para orang tua yang masih belum begitu memahami konsep dan pelaksanaan parenting. Mengingat, pertama, peserta didik disekolah menengah kejuruan, memasuki usia-usia yang rawan untuk melakukan kenakalan remaja. Kedua, tingkat pendidikan orang tua/wali peserta didik stratanya berbeda-beda, terutama mereka yang tinggal dipedesaan, sering kali dalam beberap kasus, terdapat orang tua yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali, atau bahkan masih ada yang masih buta huruf dan informasi.

Pada titik ini, sekolah menengah kejuruan dituntut memberikan fasilititas agar orang tua/wali peserta didik memahami parenting dari berbagai aspeknya, proses pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengundang mereka ke sekolah untuk berdisikusi dengan kepala sekolah, pejabat struktural dibawah kepala sekolah, guru BK, guru kelas atau lembaga luar sekolah yang berhubungan dengan pembentukan karakter peserta didik.  

Kegiatan parenting ini sudah dilakukan dibeberapa sekolah menengah kejuruan, seperti halnya program parenting di SMK Cendika Bangsa, yang berlokasi di Jl. Raya Mojosari 2A Kepanjen Kab. Malang, di SMK ini, program parenting mulai dilakukann sejak tahun ajaran 2018/2019, program ini dilaksanakan setiap hari Sabtu, dengan mengundang orang tua/ wali peserta didik secara bergantian sesuai dengan kompetensi keahlian dan tingkat kelas para peserta didik.  

Dalam pelaksanaan program parenting tersebut, materi yang disampaikan adalah informasi perkembangan peserta didik dan sekolah, pemateri kegiatan ini disampaikan oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Kepala Program Keahlian, tidak hanya itu saja, SMK Cendika Bangsa juga mengundang para kyai, praktisi psikologi remaja, kepolisian, BNN, dan Dinas Kesehatan untuk memberikan materi sesuai dengan bidang dan kapasitas mereka masing-masing.    

Dengan program parenting di sekolah, para orang tua/wali peserta didik dapat memiliki banyak akses informasi yang integral dan komprehensif terkait apa saja yang dapat dilakukan mereka pada anak anaknya, agar selaras dengan visi-misi sekolah menengah kejuruhan dan tujuan pendidikan, sebagaimana dalam permendiknas no 37 tahun 2018, terutama yang berhubungan dengan kompetensi inti 1 dan 2, yang isinya sebagai berikut: 

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.   


Menurut Zakky Farid Fanani, Kesiswaan SMK Cendika Bangsa periode 2018-2020, yang sekarang menjabat sebagai wakil kepala sekolah Bidang Pengembangan Manajemen:

Setelah program parenting diberlakukan di SMK CB, ada penurunan tingkat pelanggaran disiplin peserta didik, mulai dari keterlambatan, peserta didik yang bolos sekolah juga kenakalan remaja yang lain, dan hal positif lain yang dapat dirasakan oleh pihak sekolah adalah meningkatnya partisipasi orang tua peserta didik untuk mengkontrol kegiatan anaknya disekolah dan pembayaran SPP anak anak mereka.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ahmad Hubaibi Amri, guru Bahasa Inggris di SMK Cendika Bangsa “hampir semua peserta didik mengerjakan tugas rumah yang diberikan, setelah program parenting ini yang dilakukan sekolah” begitu kata guru berkacamata yang akrab dipanggil Mr. Ubeb ini.

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa program parenting mempunyai dampak positif apabila dilakukan pada semua tingkat lembaga pendidikan, terutama sekolah menengah kejuruan. Bagi orang tua dengan program parenting ini maka komunikasi dan interaksi mereka dengan anak-anaknya bisa terjalin dengan baik, sehingga anaknya menjadi permata hati orang tua, sumber kebahagiaan dan kebanggaan,karena anak merupakan investasi yang paling berharga. Sedangkan bagi lembaga pendidikan, peserta didiknya mampu menyerap materi pembelajaran yang berikan dengan baik dan benar, dan hal ini akan memudahkan sekolah untuk mencetak generasi muda yang kompeten, cerdas dan santun.

Penulis:  Abdulloh Muthi’

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Iustrasi perkembangan peserta didik / merdekacom

Mengembangkan Potensi Peserta Didik

Next Post
Abdulloh-Muthi

Memahami Model Implementasi Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) di Satuan Pendidikan

Related Posts
Total
0
Share