Tingkatkan Semangat Moderat, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Webinar

Shofy Maulidya Fatihah
Webinar yang diselenggarakan oleh KKN UIN Walisongo

Wartacakrawala.com – Kelompok 16 KKN Reguler Dari Rumah UIN Walisongo Semarang angkatan 75 menggelar Webinar bertajuk “Pemuda Sebagai Pelopor Moderasi Beragama”, Minggu (8/11).

Kelompok 16 menghadirkan dua pemateri, pertama adalah Bapak Nur Hidayatullah, S.H.I., M.H., dosen Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang dan Direktur Rumah Tahsin & Tahfidz Al-Faradis. Kedua, Bapak Moh. Ainurrofiqin yang merupakan aktivis pemuda Dunia Santri Community.

Dalam materi yang dipaparkan, Pak Nur mendefinisikan, “Pemuda itu adalah generasi yang mempunyai potensi luar biasa, pikiran yang cemerlang, tenaga yang kuat dan fisik yang mendukung,” paparnya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Tanam Puluhan Bibit Pohon

Ada beberapa hal yang Pak Nur sampaikan untuk menjadi pemuda yang bagus. “Dalam agama Islam, pemikiran yang diyakini benar adalah Ahlussunah wal jama’ah (Aswaja). Maka, untuk menjadi pemuda yang bagus, carilah guru yang betul-betul Aswaja. Itu kita dapatkan dari ulama-ulama yang bersanad”, jelasnya.

Beliau menambahkan, “Seorang pemuda ketika hendak tampil di permukaan menjadi seorang pelopor dia harus memiliki kepribadian pesantren yang diantaranya itu tawadhu, ramah, sopan santun. Kalau seorang pemuda ingin tampil di negeri ini, dia juga harus mempunyai sistem perjuangan ala ulama. Menurut KH. Hasyim Asy’ari, sistem perjuangan ala ulama ada 14 kaidah. Diantaranya ketika menghadapi masalah-masalah politik di dalam negara itu dikembalikan kepada kaidah-kaidah fiqhiyah,” lanjutnya.

Kaitannya dengan moderasi beragama, Pak Ain mengungkapkan 4 praktik moderasi beragama yang dilakukan oleh pemuda. Pertama, konsep tawassuth yang berarti jalan di tengah. Artinya, tidak ifrath atau berlebih-lebihan dalam beragama, tetapi juga tidak tafrith atau mengurangi ajaran agama.

Kedua, konsep tawazun yang artinya seimbang. Maksudnya, seimbang dalam menjalankan kepentingan duniawi dan ukhrawi serta seimbang dalam mengomparasikan antara inhiraf atau penyimpangan dan ikhtilaf atau perbedaan.

Baca juga: Cegah Covid-19, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Bagikan Masker

Ketiga, konsep tasamuh yang berarti toleran. Bisa juga diartikan sebagai sikap tenggang rasa, saling menghargai dan menghormati atas perbedaan. Keempat, konsep i’tidal yang artinya lurus, tegas dan proporsional.

Pada masa sekarang, moderasi beragama erat kaitannya dengan media sosial. Oleh karenanya, peran pemuda sangat dibutuhkan dalam menyebarkan moderasi beragama di era digital.

“Hal yang paling realistis dilakukan adalah memproduksi konten-konten moderat di platform medsos yang dipunya. Selain memproduksi, kita juga harus memobilisasi atau memviralkan konten-konten tersebut,” terang Pak Ain saat menyampaikan materi.

“Tugas kita untuk meramaikan kembali dunia digital dengan konten-konten agama yang sejuk dan ramah, serta tidak membuat orang merasa agama itu sempit,” sambungnya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Pelatihan Mewarnai

Kegiatan webinar ini merupakan bagian dari program kerja kelompok 16 dalam mengampanyekan hidup moderat dalam beragama. Imam Syafi’i, selaku Ketua kelompok 16 mengungkapkan “Sudah menjadi tugas kita untuk menyosialisasikan dan terus menggelorakan semangat moderasi beragama. Maka sebagai agen of change, kita menyelenggarakan webinar ini dengan maksud menguatkan semangat moderat masyarakat khususnya pemuda,” katanya.

Webinar ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom dengan jumlah peserta yang ikut sebanyak 45 orang dari total 62 orang yang mendaftar. Peserta yang hadir dan berpartisipasi sangat aktif dan antusias dalam mengikuti jalannya webinar.

“Alhamdulillah webinar berjalan lancar dan antusiasme dari para peserta sangat memuaskan,” ungkap M. Fikky, salah seorang panitia webinar kelompok 16. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Tanam Puluhan Bibit Pohon

Next Post

Membangun Kesadaran Kolektif Masyarakat Tentang Pentingnya Penerapan Protokol Kesehatan

Related Posts
Total
0
Share