Wartacakrawala.com – Fabian Latuan seorang jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi Suaralobamor.com menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok preman bercadar. Aksi penyerangan tersebut terjadi setelah Fabian Lutan menghadiri acara pertemuan pada 26 April 2022 di PT. Flobamora yang merupakan salah satu BUMD pemerintah provinsi NTT yang terletak di Kelurahan Naikolan, Kota Kupang.
Dalam acara pertemuan tersebut diwarnai dengan perdebatan antara para jurnalis dan pemimpin BUMD perihal hasil temuan BPK terhadap deviden PT Flobamor senilai Rp1,6 miliar.
Penyerangan tersebut terjadi setelah para awak media melakukan perjumpaan. Kronologisnya para awak media meninggalkan kantor PT.Flobamor dengan mengendarai sepeda motor, selang beberapa meter dari kantor PT. Flobamor, mereka langsung di serang oleh sekelompok preman bercadar berjumlah enam orang dan melakukan penganiayaan kepada Fabian Lautan di tempat terebut.
Penganiayaan tersebut mengakibatkan Fabian Lautan tumbang bersama dengan kendaraan yang dia kendarai. Setelah kejadian tersebut, Fabian Lautan di larikan ke rumah sakit Uly karena menderita luka di bagian wajah dan dada.
Menurut kesaksian Fabian Lautan, sebelum para preman tersebut mengeroyok dan memukulinya, preman tersebut dari kejauhan meneriaki nama Fabian yang mungkin sebagai pertanda akan mengeroyoknya.
Saat ini polisi juga sudah menangkap lima dari enam tersangka pengeroyokan itu beberapa lalu. Fabian Lautan telah melaporkan kasus pengeroyokan ini kepada Polres Kupang Kota.
Baca juga: Potensi Transaksi Syariah sebagai Pilihan Transaksi Umat Islam di Indonesia
Kasus pengeroyokan ini mendapatkan reaksi yang keras dari berbagai pihak, terutama dari para rekan jurnalis, dan aktivis mahasiswa yang turut memberikan simpati terhadap Fabian Lautan dan mengecam tindakan yang dialaminya.
Pada Rabu 27, April 2022 sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan NTT berunjuk rasa damai di Kantor Polda NTT, di Kupang, NTT. Aksi damai ini mendesak pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap Fabian Latuan.
Frid W. Lado sebagai seorang koordinator Forum Wartawan NTT meminta agar pihak kepolisian tidap menutup mata terhadap kejadian penganiayaan seorang jurnalis Fabian Lautan yang sedang menjalankan tugas jurnalistiknya.
Selain itu, Fird W. Lado juga meminta agar bisa bertemu langsung dengan Kepala Polda NTT yaitu Irjen Setyo Budiyanto dengan tujuan untuk memberikan sejumlah tuntutan dari mereka.
Laurens Leba juga berorasi meminta pihak kepolisian untuk melindungi para pekerja jurnalistik dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, sekecil apa pun karya seorang jurnalistik, mereka minta untuk dihargai.
Para awak media juga turut mewarnai aksi damai ini dengan berbagai poster, salah satunya adalah “Siapa yang membungkam pers adalah musuh kebenaran’ dan ‘Tulisan kami mungkin pahit tapi kami menjahit kebenaran.”