Rektor UIN Walisongo Sampaikan Makna Hijrah di Tahun Baru Hijriyah 1443

Game Cakrawala
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag dalam acara doa bersama menyambut tahun baru Hijriah
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag dalam acara doa bersama menyambut tahun baru Hijriah

Wartacakrawala.com – Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menyampaikan bahwa hijrah memiliki makna transformasi ke arah yang lebih baik. Hal itu ia sampaikan dalam acara doa bersama menyambut tahun baru hijriah Senin (9/8/2021).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kelompok KKN MIT DR UIN Walisongo Semarang. Meskipun dilaksanakan secara daring via zoom meeting, acara berjalan dengan khidmat.

Acara dihadiri oleh Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag dan Dr. H. Akhmad Arif Junaidi, M. Ag. selaku ketua LP2M UIN Walisongo Semarang.

Acara diawali dengan pembacaan tilawah, pembacaan ratibul haddad dan dilanjutkan pembacaan shalawat yang dipimpin oleh Kasyifatur Rosyidah, salah satu anggota KKN MIT DR XII. Kegiatan yang dilakukan secara online ini diikuti oleh lebih dari 450 peserta.

Baca juga: Gerakan Aktivis Milenial Malang Raya Tegas Menolak Kedatangan Menko Marves dan Menteri BUMN

Ahmad Wahyudi selaku ketua panitia menyebut, selain merupakan bentuk doa bersama, acara ini ditujukan untuk membangun ukhuwah yang lebih kuat dan kedepannya lebih mampu menjalani kehidupan dengan tekad dan semangat muhasabah untuk perbaikan diri dan masyarakat.

Semenatara itu, Imam Taufiq menuturkan makna hijrah tahun ini sebagai hijrah tranformasi kultural yang benar-benar efektif memberikan perubahan di masa pandemi.

“Pandemi bukan berarti mematikan empati dan simpati. Kalau dahulu bertemu, saling sapa, dan jabat tangan merupakan bentuk empati,maka tranformasi budaya empati di masa pandemi juga tetap harus dibudayakan meskipun berjarak. Bisa melalui meeting online, berbagi online dan banyak cara lainnya,” tutur Rektor UIN Walisongo.

Imam Taufiq juga menjelaskan bahwa Partisipasi anggota KKN harus mampu merumuskan program yang dapat menciptakan tatanan baru di masa pandemi dengan memperhatikan aspek-aspek yang melibatkan keterlibatan masyarakat secara umum.

“Kegiatan yang telah dirancang diharapkan mampu diwujudkan bersama sama. Meskipun melalui komunikasi non komunal, substansinya harus tetap tercipta yaitu belajar bermasyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat secara partisipatif, inovatif, dan inspiratif bukan hanya program biasa,” pungkasnya.

Pewarta : Muhimmatul Ulya

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Ketua GERAM Malang Raya, I. Putra Bangsa

Gerakan Aktivis Milenial Malang Raya Tegas Menolak Kedatangan Menko Marves dan Menteri BUMN

Next Post
aAAH7Vn1zAAAAAElFTkSuQmCC

Permudah Akses, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Pasang Papan Penunjuk Jalan

Total
0
Share