Usaha Pemerintah Dunia Demi Melindungi Keselamatan Para Jurnalis

Avatar
Niko Adriansyah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas muhammadiyah malang
Niko Adriansyah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas muhammadiyah malang

Shireen telah menjadi terkenal selama 25 tahun terakhir ini dan ia telah meliput banyak peristiwa konflik Palestina-Israel. Ini termasuk pemberontakan Intifada Palestina pada tahun 2000 dan serangan Israel di kamp pengungsi Jenin dan kota Karam Tol pada tahun 2002. Dia juga melaporkan operasi Israel dan serangan udara di Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir.

Shireen juga merupakan reporter Arab pertama yang masuk ke penjara Ashkelon dekat Gaza pada 2005. Dimana disana dia bertemu dengan tahanan Palestina yang telah dijatuhi hukuman penjara yang lama oleh pengadilan Israel.

Shireen juga mengatakan kunjungannya ke penjara tersebut merupakan suatu pengalaman yang tak terlupakan baginya karena dia menyaksikan secara langsung kondisi yang dihadapi warga Palestina di penjara Israel.

Dalam wawancara sebelumnya yang dia rekam untuk Al Jazeera, Abu Aqla mengatakan Pasukan Pertahanan Israel selalu menuduhnya menutupi wilayah militer. Dia menambahkan bahwa dia selalu merasa seperti target dan terus-menerus berkonflik dengan pasukan Israel dan pemukim bersenjata. Dalam video promosi yang dirilis oleh Al Jazeera pada Oktober 2021 untuk menandai ulang tahun ke-25 saluran tersebut, Abu Aqla pernah mengatakan: “Saya memilih jurnalisme untuk dekat dengan orang-orang. Mungkin aku sulit menghadapi kenyataan. berubah, tapi setidaknya saya bisa memilih orang. Dunia… Aku Shireen Abu Aqla”.

Bagaimana Terjadinya Pembunuhan Terhadap Shireen Abu Aqla?

Pada Rabu pagi, Abu Aqla pergi menuju kamp pengungsi Jenin untuk melaporkan adanya serangan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel. Menurut para tentara Israel, adapun tindakan itu digunakan mereka untuk menangkap “tersangka terorisme.” Selama rapat umum, puluhan warga Palestina bersenjata melepaskan tembakan dan melemparkan bahan peledak ke arah tentara. Tentara membalas dengan menembaki orang-orang bersenjata dan memukuli beberapa orang.

Baca juga: Tangkal Berita Bohong, Apresiasi Media di Hari Pers

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa selama serangan itu, Abu Aqla terkena peluru tajam di kepala. Dia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis, kemudian dinyatakan meninggal. Wartawan Palestina lainnya, produser Al Jazeera Ali Samoudi, ditembak dari belakang dan sudah berada dalam kondisi stabil di rumah sakit, imbuh kementerian kesehatan.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk eksekusi Abu Akla dan Thamudi, menuduh mereka menjadi bagian dari kebijakan okupasi yang ditujukan terhadap jurnalis untuk menyembunyikan kebenaran dan diam-diam melakukan kejahatan.

Bennett juga mengatakan bahwa Israel meminta Otoritas Palestina untuk melakukan otopsi dan penyelidikan bersama untuk mengetahui kebenarannya. Dia mengklaim bahwa pejabat Palestina sejauh ini menolak tawaran itu, tetapi menteri Palestina mengatakan tidak ada kontak dengan Israel tentang penyelidikan bersama.

Tentara Israel secara teratur menyerang kamp pengungsi Jenin. Aktivitas baru-baru ini meningkat setelah serangkaian serangan oleh orang-orang Arab dan Palestina Israel di jalan-jalan di Israel dan Tepi Barat dalam beberapa pekan terakhir yang telah menewaskan 17 orang Israel dan dua orang Ukraina. Setidaknya 26 warga Palestina tewas, termasuk beberapa penyerang yang ditembak mati selama serangan, atau militan dan warga sipil tewas dalam serangan Israel dan bentrokan di Tepi Barat. Operasi Israel dipusatkan di daerah Jenin, rumah bagi empat warga Palestina yang melakukan serangan teroris di Israel.

Menyadari akan begitu beresikonya profesi jurnalis dan semakin memprihatinkannya isu impunitas terhadap pelaku kejahatan terhadap jurnalis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui sifat berbahaya dari profesi jurnalistik dan, di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang masalah hukuman bagi pelaku terhadap jurnalis, termasuk Rencana Aksi PBB tentang Keamanan Jurnalis (The UN Plan of Action on the Safety of Journalists and the Issue of Impunity) yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dan aman bagi jurnalis dan pekerja media baik dalam situasi konflik maupun non-konflik, dengan tujuan untuk memperkuat perdamaian dunia, demokrasi dan pembangunan.

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Nadhira Natasya Putri, Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Cyberbullying yang Terjadi di Indonesia

Next Post
Dua tersangka mantan Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain (kiri) dan mantan walikota kota Tegal, Siti Masitha Soeparno, berjalan bersama seusai menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, 11 Desember 2017 / tempo

Satgas Pungli: 323 Bupati dan Wali Kota Indonesia Tersandung Korupsi

Total
0
Share