Wartacakrawala.com – Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik kanan maupun kiri. Selain itu, moderasi beragama ini juga dinilai sangat penting bagi setiap agama supaya bisa saling toleransi dan menghargai satu sama lain.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN MIT DR UIN Walisongo Semarang kelompok 4 mengadakan webinar moderasi beragama dengan tema “menepis isu intoleransi beragama di berbagai Negara melalui media sosial” melalui via Google Meet, Minggu (31/1/).
Kelompok 4 KKN MIT DR UIN Walisongo menghadirkan kak Dea Aulia, L.c, alumnus International Islamic University of Islamabad (IIUI), Pakistan sebagai pemateri pada webinar kali ini. Webinar ini juga dihadiri oleh ibu Ulin Nihayah, M.Pd.I sebagai Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 4 KKN MIT DR Angkatan XI dan 44 peserta.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ajak Masyarakat Budidaya Lele
Dea Aulia, L.c selaku narasumber mengatakan bahwa salah satu konsep beragama adalah konsep keberagaman. Selain itu, terdapat dua perspektif di dalam moderasi yaitu tidak berat sebelah dimana kita tetap open minded atau tidak keras. Meskipun kita harus menghargai pendapat orang lain, tetapi kita juga harus tetap memfilter berita atau ungkapan yang kita peroleh supaya tidak ada berita hoax atau isu yang beredar semakin bertambah.
Moderasi beragama dirasa sangat penting karena zaman sekarang rasa toleransi antar beragama mulai berkurang sehingga sering terjadi konflik dan menganggap agama atau ormas yang dipeluk adalah agama atau ormas yang paling benar. Sebagai generasi muda dan kaum akademis, maka sebaiknya kita tidak mudah percaya dengan berita yang beredar baik itu melalui media sosial ataupun media-media yang lain. Kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial terlebih dimasa pandemic seperti saat ini karena gadget dan media sosial menjadi salah satu factor atau penyebab munculnya konflik (isu), dimana hampir semua kalangan menggunakan gadget dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun solusi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan menambah ilmu pengetahuan (melalui pendidikan formal dan informal), membaca berbagai sumber berita yang terpercaya tidak hanya satu berita saja. (*)