Budidaya Daun Ubi Jalar, Peluang Usaha di Masa Pandemi

Avatar
Waziyadatunnisa, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Wartacakrawala.com – Di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak orang yang merasa stres karena jadwal kegiatan yang kacau, liburan yang gagal, usaha terhambat, putus hubungan kerja (PHK), dan lain sebagainya. Stres berasal dari pikiran negatif yang memicu jantung bekerja lebih ekstra, akibatnya akan timbul beberapa penyakit seperti penyakit jantung, sesak napas, darah tinggi, dan lain sebagainya.

Untuk mencegah penyakit jantung, kita perlu mengkonsumsi makanan kaya akan serat seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sayuran.

Daun ubi jalar misalnya, sayur hijau yang satu ini jarang diketahui banyak orang akan tetapi ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya adalah penghilang stres. Banyaknya kandungan serat dalam daun ubi jalar ternyata bermanfaat untuk memelihara kesehatan jantung.

Di Pemalang, daun ubi jalar dinamakan lengguk, satu ikatnya dihargai dua ribu rupiah saja untuk ukuran tali sepanjang 50cm. Banyak orang yang menyukai daun ubi jalar karena rasanya enak, harganya murah dan mudah didapat. Biasanya daun ubi jalar diolah menjadi sayur bening, tumis, pecel, atau direbus lalu dicocol dengan sambal tomat atau sambal kecap.

Budidaya daun ubi jalar cukup mudah, yang diperlukan adalah lahan terbuka dengan pancaran sinar matahari langsung. Langkah pertama, olah lahan dengan cangkul atau garpu tanah kemudian basahi tanah dengan air supaya nantinya mudah untuk ditanami. Kedua, tanam stolon/batang rambatnya kedalam tanah, tidak perlu terlalu dalam karena akarnya mudah merambat.

Ketiga, sirami setiap hari di pagi atau sore, cukup dipastikan saja supaya tanah tidak kering. Daun ubi jalar akan siap panen setelah dua puluh hari. Dan bisa dipanen terus menerus hingga batangnya mengeras seperti kayu, setelah itu tanaman daun ubi jalar siap diganti dengan yang baru.

Untuk hasil maksimal perlu diberi pupuk UREA atau pupuk organik, hal ini untuk menjaga daun tetap berwarna hijau. Biasanya ketika terlalu panas atau kurang air, daunnya akan berwarna hijau pucat sehingga tidak sedap ketika dikonsumsi.
Fakta menarik dari tanaman ini adalah ketika kita memetik daunnya terus menerus, maka ubi jalar tidak akan tumbuh. Hal ini karena proses pertumbuhan ubi terhambat untuk proses pertumbuhan daun yang berjarak dua puluh hari setelah daun pertama dipetik. (*)

*)Penulis: Waziyadatunnisa, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Optimalkan Pembelajaran, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan “Kelas Inspirasi”

Next Post

Dampak Covid-19, Lebih Menjaga Kesehatan

Related Posts
Total
0
Share