Temui PBNU, Mendikbud Meminta Maaf dan Segera Revisi Total Kamus Sejarah

Shofy Maulidya Fatihah
Nadiem Makarim saat menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj
Nadiem Makarim saat menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj

Wartacakrawala.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Nadiem Anwar Makarim berkunjung langsung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta dan ditemui oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Dalam kunjungan tersebut, Nadiem melakukan tabayun terkait kontroversi Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud sejak 2017.

Meskipun kamus sejarah yang tidak mencantumkan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari tersebut bukan dikerjakan pada masa dirinya, Nadiem dengan tegas meminta maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang terjadi, terutama kepada warga NU.

Baca juga: Soal Buku Sejarah, LTN NU Desak Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Dicopot

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut,” ujar Nadiem di kantor PBNU, Kamis (22/4) yang kehadirannya juga didampingi Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.

Sementara itu, Sekjen PBNU HA Helmy Faishal menyampaikan bahwa pihaknya memberikan saran, masukan, sekaligus kritik terhadap terbitnya Kamus Sejarah Indonesia juga tidak mencantumkan nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ke-4 RI.

Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak Di Laut Bali

“PBNU menyampaikan kritikan dan masukan yang sangat luas sekali kepada Mas Menteri bahwa sejarah berdirinya Indonesia tidak lepas dari peran para kiai dan ulama NU dalam konteks membangun dan merintis berdirinya NKRI,” ucap Helmy.

Senada, Direktur Wahid Foundation Hj Yenny Wahid juga secara khusus mengapresiasi Mendikbud Nadiem Makarim yang sudah merespons dengan cepat kontroversi kamus sejarah tersebut.

“Kami mengapresiasi Mas Menteri Nadiem yang sudah responsif walaupun peristiwa pembuatan kamus tersebut bukan terjadi di zaman beliau, tapi beliau menunjukkan komitmen untuk memperbaiki dan merevisi,” kata Yenny.

Baca juga: Khofifah: Nekat Mudik Karantina Lima Hari dengan Biaya Sendiri

Dengan kasus kamus tersebut, imbuh Yenny, dirinya juga mengungkapkan rasa syukur bahwa hikmahnya kamus tersebut dapat diperbaiki sebagai bahan pembelajaran bagi generasi mendatang.

“Perbaikan kamus tersebut penting, agar generasi muda dapat lebih mengenal lagi para tokoh-tokoh bangsa serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan bangsa Indonesia,” tutur Yenny.

Sebagai informasi, Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari.

Baca juga: Hismi Komitmen Cetak Satu Juta Saudagar Mahasiswa

Namun secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam kamus tersebut, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook justru dimasukkan. Diceritakan Van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 dan meninggal di L’llla de Sorga, Perancis 10 Mei 1965.

Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga dimasukkan dalam kamus. Tokoh lain yang justru ditemukan adalah tokoh Komunis pertama di Asia Henk Sneevliet. Amien Rais dan Abu Bakar Ba’asyir juga tertulis di dalam kamus tersebut, sedangkan Gus Dur tidak ada.

Sebagai oleh-oleh, PBNU memberikan cinderamata berupa Ensiklopedia Nahdlatul Ulama kepada Mendikbud Nadiem Makarim. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Foto bersama usai kegiatan HISMI Preneur BootCamp (foto:istimewa)

Hismi Komitmen Cetak Satu Juta Saudagar Mahasiswa

Next Post
(foto: okezone)

Larang Mudik Lebaran Dipercepat, Aturan Berlaku Mulai 22 April hingga 24 Mei 2021

Related Posts